"Sebagai anak bangsa yang cinta tanah air yang peduli dengan bangsanya yang tidak ingin bangsanya terjajah, pasti akan merasa terpanggil untuk hadir di sini," ujar Ruslan di lokasi.
Ruslan mengatakan kedatangannya di tengah aksi unjuk rasa itu bukan karena mendapatkan undangan khusus, melainkan inisiatif pribadi untuk memprotes kebijakan pemerintah.
"Tidak ada undangan khusus, hanya kita tahu bahwa 411 sebuah momentum perjuangan rakyat menegakan keadilan, perjuangan melawan kezaliman, menegakan keadilan," kata Ruslan.
Ruslan ditangkap polisi pada 2020 lalu karena menyuarakan Presiden Joko Widodo legowo untuk mundur di tengah pandemi Covid-19.
Video yang berisi suara Ruslan yang meminta Jokowi legowo untuk mundur sempat viral di media sosial.
Ruslan ditangkap di Jalan Poros, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Massa Aksi 411 Shalat Magrib Berjemaah di Bawah Guyuran Hujan Deras
Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku rekaman suara yang meminta Presiden Jokowi mundur itu adalah benar suaranya sendiri.
Adapun Ruslan merupakan mantan perwira menengah di Yonif RK 732/Banau dengan pangkat terakhirnya Kapten Infanteri.
Ketika menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Ruslan terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode pada 27 Oktober 2017.
Pengadilan Militer Ambon memutuskan hukuman 1 tahun 10 bulan penjara dan pemecatan dari anggota TNI AD kepada Ruslan pada 6 Juni 2018 lalu.
Pada sekitar pukul 17.06 WIB, tampak terjadi keributan terjadi di tengah aksi unjuk rasa yang sedang berjalan. Satu orang yang diduga provokator diamankan oleh laskar dari massa aksi.
Orang yang diamankan itu sebelumnya diduga cekcok dengan massa aksi yang menyampaikan pendapat.
Seorang pria itu orang itu langsung diamankan oleh laskar dari massa aksi yang mengenakan pakaian putih.
Baca juga: Aksi Demo 411 Digelar Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya?
Seseorang yang diduga provokator itu lalu dibawa untuk menghindari massa aksi yang mulai memanas.
Namun, keributan itu dapat diredam setelah orator dari atas mobil komando mengingatkan massa.
"Hati-hati provokasi," kata orator dari atas mobil komando.
Pada pukul 17.24 WIB, hujan yang mengguyur kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat tak menyurutkan semangat massa aksi untuk tetap menyuarakan pendapat mereka.
Massa aksi tetap bertahan untuk menyuarakan pendapat mereka di tengah guyuran hujan. Mereka masih berkumpul mengelilingi satu mobil komando. Mereka berdiri dengan mengenakan jas hujan.
Ada juga massa yang berteduh di bawah spanduk yang mereka bawa.
Baca juga: Massa Aksi 411 Shalat Magrib Berjemaah di Bawah Guyuran Hujan Deras