"Jadi di dalam rumah itu, banyak barang-barang yang dimasukin ke dalam kardus, diikat juga. Barang-barang kayak orang mau pindah," kata Syafri.
"Lampu juga banyak yang dicopot. Kayaknya sudah dicopot dari lama. Mungkin sebelum ngomong ke PLN (untuk diputus aliran listriknya), sudah dicopot bohlamnya," lanjut dia.
Semangkuk kapur barus juga terlihat di atas meja makan di dalam rumah tersebut. Dokter forensik menyebutkan bahwa kapur barus digunakan untuk menyerap bau.
"Kapur barus kan ada ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), dokter mengatakan bahwa kapur barus bisa menyerap bau," kata Syafri.
Baca juga: Temukan Kejanggalan Baru, Polisi Sebut Keluarga yang Tewas di Kalideres Beli Banyak Bedak Bayi
Namun, Syafri tidak bisa memastikan apakah kapur barus tersebut secara sengaja digunakan seseorang untuk menghilangkan bau jenazah di dalam rumah tersebut atau tidak.
Tio (58), tetangga korban, mengatakan bahwa ia terakhir kali melihat Rudyanto 2-3 bulan lalu.
"Sekitar 2 atau 3 bulan lalu, saya terakhir ketemu dia," kata Tio di kediamannya, Sabtu kemarin.
Seingat Tio, dia melihat Rudyanto berjalan menuju rumahnya dengan kaki yang dibungkus plastik hitam.
"Saya lihat dari sana jalan kaki, tapi kakinya diikat pakai plastik hitam. Begini, diikat gitu. Lalu saya tanya, 'Kaki kenapa?' Tapi (dia) diam saja," ungkap Tio.
Waktu kematian empat anggota keluarga rupanya pun berbeda-beda.
"Suaminya, istrinya, anaknya, iparnya, semuanya berbeda-beda waktu meninggalnya sehingga pembusukannya masing-masing juga berbeda-beda," ujar Pasma.
Ia tak memerinci waktu meninggal masing-masing anggota keluarga itu. Namun demikian, Pasma menyebutkan, di antara keempatnya, ada satu yang waktu kematiannya paling lama, yakni sekitar tiga pekan lalu.
"Ya berdasarkan keterangan dokter forensik, ada yang kematiannya yang sejak tiga minggu lalu," ujar Pasma.
Polisi juga menemukan kejanggalan baru dalam kasus kematian satu keluarga tersebut. Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan mengatakan keluarga yang tewas membusuk di rumah mereka itu membeli banyak bedak bayi. Padahal diketahui keluarga tersebut tidak memiliki bayi.
"Kami pada saat olah TKP (tempat kejadian perkara) menemukan catatan. Salah satunya catatan menu makanan," kata Haris dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (14/11/2022).
"Kemudian ada struk belanja, isinya belanjaan itu adalah sejenis bedak bayi dan kami temukan juga sisa-sisa bekas kotak bedak bayi itu sangat banyak di lokasi. Kami masih mendalami apa kegunaan dari bedak-bedak tersebut," tutur Haris.
(Penulis: Mita Amalia Hapsari, Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Monavita, Ihsanuddin, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.