Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Penemuan Mayat Pria Membusuk di Tambora

Kompas.com - 16/11/2022, 15:39 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah memeriksa saksi untuk mengungkap kematian seorang pria berinisial KTT (56) di Tambora, Jakarta Barat.

Menurut Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama, pihaknya sudah mendapatkan keterangan dari empat orang saksi.

"Sudah (diperiksa) dari keluarga, pengurus RT, RW, dan tetangga. Empat saksi yang sudah diperiksa," kata Putra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Adapun hasil otopsi menyatakan bahwa KTT meninggal dunia diduga karena sakit. Hal itu, kata Putra, sudah sesuai dengan identifikasi awal yang menyatakan tak ada tanda-tanda kekerasan.

Baca juga: Jasadnya Membusuk, Pria di Tambora Diduga Tewas Sepekan yang Lalu

"Diduga sakit, karena tidak ada barang yang hilang, tidak ada tanda-tanda kekerasan juga," ungkapnya.

Putra sendiri tak memerinci penyakit apa yang diderita KTT. Kini, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. Menurut Putra, KTT rencananya akan dikremasi hari ini oleh keluarganya.

Diberitakan sebelumnya, KTT ditemukan tewas di dalam rumahnya di Jalan Krendang Tengah, Tambora. Putra menyampaikan, korban diduga telah meninggal sejak beberapa hari yang lalu.

"(Kemungkinan sudah meninggal) tujuh hari," tutur Putra.

Baca juga: Tak Ada Tanda Kekerasan, Pria di Tambora Diduga Meninggal karena Sakit

Menurut dia, jasad KTT ditemukan oleh adiknya pada Selasa (15/11/2022) pukul 10.00 WIB. Sang adik, memanggil dan mengetuk pintu pagar sebanyak tiga kali, namun tak ada jawaban.

"Lalu tidak lama adik korban serta warga naik pintu pagar pakai tangga kayu, langsung masuk rumah posisi pintu tengah tidak terkunci, lampu ruang mati, dan melihat korban posisi terlentang sudah meninggal dunia," terangnya.

Pada saat itu, lanjut dia, kondisi mayat sudah mengeluarkan bau menyengat. Berdasarkan pengakuan adik korban, pertemuan terakhirnya dengan sang kakak sudah sepekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com