Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah yang Berdiri sejak 1975

Kompas.com - 30/11/2022, 11:58 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Krematorium menjadi pilihan tempat perisitirahatan terakhir bagi sebagian orang untuk mengkremasi keluarga atau seseorang yang sudah meninggal dunia.

Salah satu krematorium terkenal di Ibu Kota ialah Yayasan Daya Besar Krematorium Cilincing, Jakarta Utara. Berdiri sejak 1975, Krematorium Cilincing menjadi tempat pembakaran jenazah terbesar se-DKI Jakarta.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi krematorium yang didirikan oleh Aggy Tjetje, yang dikenal sebagai kakak pengusaha jalan tol Yusuf Hamka, pada Rabu (30/11/2022).

Krematorium ini berlokasi di pesisir Cilincing, tepat berada di sisi laut lepas yang dibatasi oleh tembok tinggi berjarak 10 meter dari bangunan. Krematorium seluas sekitar 5 hektar ini pun berada dalam satu kompleks dengan Pura Segara.

Baca juga: Menanti sejak 2018, Tahun Depan Akhirnya Kota Bekasi Punya Krematorium

Jika berjalan lebih dalam lagi, tampak ada pembangunan yang tengah dilakukan. Menurut salah satu pekerja, bangunan itu nantinya akan menjadi tempat kremasi tambahan.

Situasi Krematorium memang cukup tenang. Hanya ada beberapa mobil milik keluarga yang akan mengkremasi jenazah anggota keluarganya. Mobil ambulans pembawa jenazah terlihat sudah terparkir di depan ruang kremasi bercat kuning itu.

Aroma pembakaran, samar-samar menemani perjalanan Kompas.com mengelilingi tempat ini.

Pengurus Tata Usaha Krematorium Cilincing Cecep Rukhikmat menjelaskan, krematorium memiliki dua proses kremasi, yakni dengan mesin oven dan tungku kayu.

Baca juga: Pemkot Bekasi Berencana Gratiskan Biaya Kremasi di Krematorium Miliknya

Kremasi oven, kata dia, memerlukan waktu antara 1,5 sampai 2 jam pembakaran. Sedangkan kremasi kayu membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam lamanya.

"Proses kremasi itu kan tidak hanya jenazah basah, jadi ada rangka atau kerangka yang artinya galian dari kuburan," ungkap Cecep saat ditemui Kompas.com di Krematorium Cilincing, Rabu.

Artinya, mereka yang sudah dikuburkan masih bisa dikremasi di sini. Cecep berujar, poses pembakaran tetap sama, namun peti yang digunakan berukuran lebih kecil dari normalnya.

Selain ruang kremasi, Krematorium Cilincing pun memiliki gedung penitipan abu jenazah. Mereka yang beragama Nasrani, Hindu ataupun Buddha bisa mengkremasi hingga menitipkan abu jenazah anggota keluarganya.

Baca juga: Sudah Tidak Ada Lagi Antrean Jenazah Pasien Covid-19 di Krematorium Cilincing

"Kremasi di sini beragama Hindu biasanya dari Bali, Buddha, Kristen baik Protestan maupun Katolik," ucap Cecep.

Setiap hari, lanjut Cecep, sedikitnya tiga jenazah dari berbagai agama dikremasi di Krematorium Cilincing. Biasanya pengelola membuka krematorium sejak pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Melayani kremasi korban Covid-19 

Adapun semenjak pandemi Covid-19, jumlah jenazah yang datang untuk kremasi meningkat signifikan. Dikatakan oleh Cecep, dalam satu hari petugas bisa mengkremasi delapan jenazah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com