"(Sodetan Kali Ciliwung) berfungsinya sekitar bulan Februari, Maret, atau paling lambat April (2023)," ucapnya.
Sementara itu, sodetan Kali Ciliwung ini disebut mampu mengurangi 60 meter kubik air per detik.
Dengan perhitungan tersebut, Heru berharap dapat meminimalisasi banjir di Jakarta .
"Sehingga mudah-mudahan ini bisa mengurangi banjir di sisi utaranya Jakarta," tuturnya.
Di lokasi yang sama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan progres pembangunan sodetan Kali Ciliwung kini sudah mencapai 62 persen.
"Progres (pembangunan sodetan Kali Ciliwung) 62 persen," ujar Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia saat ditemui usai peninjauan, Kamis.
Bob mengungkapkan, Kementerian PUPR selaku yang bertanggung jawab atas pembangunan sodetan Kali Ciliwung ini sempat menemui hambatan, yakni soal pembebasan lahan.
Menurut dia, masih ada satu area yang lahannya masih belum dibebaskan, yakni di daerah keluarnya air (outlet) dari sodetan.
Lahan yang belum dibebaskan itu berada di Kebon Nanas.
"Tinggal tersisa yang satu (belum dibebaskan), di daerah outlet. (Itu) segera akan kami bebaskan," kata dia.
Sementara itu, Heru Budi memastikan jajarannya akan terus melanjutkan pembangunan sodetan Kali Ciliwung meski ada pihak yang bersengketa soal lahan.
Jika masih ada pihak yang bersengketa soal lahan, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memutuskan untuk menempuh langkah konsinyasi.
"Jika ada pihak-pihak yang bersengketa, maka sesuai aturan, kami akan melakukan konsinyasi dan proyek (pembangunan sodetan) tetap berjalan," tegas Heru.
Berkait pembebasan lahan, Pemprov DKI Jakarta tengah menginventarisasi lahan yang dibebaskan untuk pembangunan inlet sodetan Ciliwung di sekitar Bidara Cina.
"Dinas SDA (DKI) sedang bekerja melakukan inventarisir (lahan yang dibebaskan), tentunya yang lebih memudahkan kami bekerja," ujar Heru Budi, 28 Oktober 2022.