"Api berawal dari warteg, dari kebocoran tabung gas sehingga api membesar,” kata Deni saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Selasa (8/11/2022).
Mulanya, lanjut Deni, api coba dipadamkan warga dengan alat pemadam api ringan (Apar).
Baca juga: Kebakaran Lapak Rongsok di Kebon Jeruk, Korban: Saya Siram Tidak Mati, Api lalu Membesar
Namun, api tidak berhasil dipadamkan. Api semakin membesar dan merambat ke bangunan rumah milik warga yang tidak jauh dari lokasi.
Sementara di bulan September, kebakaran terjadi di sebuah rumah makan masakan padang di Jalan Pahlawan Komarudin RT 002 RW 003, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, kebakaran disebabkan gas elpiji yang bocor.
"Pada saat (pemilik rumah makan) sedang menggoreng, terjadi kebocoran gas dan menyambar sekitar," kata Gatot kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Rumah Makan Padang di Cakung Terbakar karena Gas Bocor, Pemilik Alami Luka Bakar
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi mengatakan salah satu hal yang kerap membuat pemadaman kebakaran di area Jakarta menjadi terhambat karena minimnya sumber air yang tersedia.
Meskipun ada infrastruktur hidran sebagai pendukung usaha pemadaman api, namun jumlah ketersediaannya belum memadai.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyebutkan ada 1.213 hidran di seluruh kota Jakarta.
"Namun, hanya sekitar sepertiga atau 421 hidran yang berfungsi sempurna dan memiliki tekanan cukup untuk pemadaman," tutur Satriadi, dilansir dari Antara, Sabtu (10/9/2022).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.