Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Tajam untuk Pemkot Depok yang "Mengemis" Ucapan Terima Kasih, Dianggap Berlebihan dan Butuh Pengakuan

Kompas.com - 21/12/2022, 10:55 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah kalangan mengkritik Pemerintah Kota Depok yang mengajak masyarakat membuat video ucapan terima kasih atas pembangunan infrastruktur yang sudah dikerjakan selama 2022.

Ide tersebut muncul dari Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono yang menyebut bakal memberikan hadiah bagi pembuat video yang kreatif.

Saat itu, Imam mengklaim bahwa warganya sangat puas dan senang melihat pembangunan infrastruktur di Depok, terutama jalan lingkungan (jaling) yang sudah diperbaki oleh perangkat dinas terkait.

"Warga sangat senang sekali atas pembangunan jaling, sebab jalanan jadi bagus. Tadi juga ada salah satu warga yang minta tolong untuk memperbaiki jalanan lainnya," ujar Imam dikutip dari portal resmi Pemkot Depok, Selasa (20/12/2022).

Alasan inilah yang membuat Pemkot Depok mengajak masyarakat membuat video berisi ucapan terima kasih atas pembangunan infrastruktur yang telah dikerjakan selama ini.

Baca juga: Banjir Kritik Ajakan Video Terima Kasih untuk Pemkot Depok: Dianggap Mengemis hingga Narsis dan Tak Beretika

 

Pemkot Depok dinilai berlebihan

Langkah Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono yang meminta masyarakat membuat video ucapan terima kasih atas pembangunan infrastuktur jalan lingkungan dinilai berlebihan.

Hal itu disampaikan Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam saat menyoroti sayembara yang digagas Pemerintah Kota Depok tersebut.

Arif menilai, pembuatan video ucapan terima kasih itu menunjukkan bahwa Pemkot Depok mencari pengakuan atas kinerja membangun infrastruktur.

Padahal, pembangunan infrastruktur memang tugas dan kewajiban Pemkot Depok.

"Ini justru kontradiksi karena masyarakat akan menilai lebay. Tidak tepat karena pendekatan cari pengakuan, seharusnya pendekatan menyerap aspirasi," ujar Arif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/12/2022).

Arif menuturkan, pengakuan itu mestinya tercipta ketika masyarakat tak lagi mengeluhkan kinerja Pemkot Depok. Artinya, kinerja Pemkot telah sesuai dengan harapan masyarakat.

Baca juga: Banjir Kritik Ajakan Video Terima Kasih untuk Pemkot Depok: Dianggap Mengemis hingga Narsis dan Tak Beretika

"Ketika masyarakat sudah tidak banyak komplain berarti kinerja telah bagus, sebaliknya jika banyak komplain maka kinerjanya patut dipertanyakan," kata Arif.

"Bukan minta pengakuan dengan meminta ucapan terima kasih," sambung dia.

 

Tak sejalan dengan kondisi infrastruktur sesungguhnya

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, ajakan membuat video ucapan terima kasih itu tak sejalan dengan kondisi infrastruktur Kota Depok sesungguhnya.

"Tetangga saya yang pensiunan perwira menengah TNI AU meninggal akibat dampak luka kecelakaan lalu lintas di depan perumahan yang saya huni," ucap Ari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com