Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kritik karena Ajak Warga Buat Video Terima Kasih, Pemkot Depok: Warga Memang Senang

Kompas.com - 22/12/2022, 06:50 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kepada masyarakat untuk membuat video ucapan terima kasih atas pembangunan infrastruktur yang sudah dikerjakan Pemkot dibanjiri kritik.

Dikutip dari portal resmi Pemkot Depok, Selasa (20/12/2022), Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengajak masyarakat membuat video terima kasih atas pembangunan infrastruktur di Kota Depok.

Pembuat video yang dinilai kreatif bakal mendapatkan hadiah dari Imam. Video yang dibuat dapat dikirimkan langsung ke akun media sosial pribadi Imam ataupun Pemkot Depok.

"Ayo ramai-ramai kita bikin video ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok atas pembangunan infrastruktur jalan maupun bangunan selama tahun 2022," kata Imam.

Sejumlah kalangan pun ramai-ramai mengkritisi sayembara dengan iming-iming hadiah yang dibuat oleh Imam.

Baca juga: Cara Kirim Video Ucapan Terima Kasih Pemkot Depok, Tinggal Bagikan Link ke Akun Medsos Imam Budi

Dinilai berlebihan

Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai sayembara untuk ucapan terima kasih atas pembangunan infrastruktur sebagai hal yang berlebihan.

Pasalnya, pembangunan infrastruktur jelas sudah menjadi tugas dan kewajiban Pemkot Depok sebagai pemangku kebijakan daerah.

"Itu kewajiban Pemkot termasuk Wakil Wali kota, tanpa harus meminta ucapan terima kasih pada masyarakat," kata Arif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/12/2022).

Arif bahkan menilai langkah Wakil Wali Kota yang meminta masyarakat untuk membuat video ucapan terima kasih dapat dikategorikan narsis hingga butuh pengakuan.

"Secara politis dia butuh pengakuan. Dari pengakuan ini kemudian berharap mendapatkan simpati dari masyarakat," ujar dia.

Baca juga: Pemenang Video Ucapan Terima Kasih Pemkot Depok Dapat Uang Tunai, Nominalnya Masih Dirahasiakan

Dianggap memaksa

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai Pemerintah Kota Depok sedang mengemis ucapan terima kasih lewat ajakan pembuatan video kepada masyarakat.

"Seperti mengemis terima kasih, bahkan memaksa. Sebetulnya, ini justru menunjukkan kepemimpinannya yang lemah secara leadership-nya," tutur Trubus.

Menurut Trubus, dari satu sisi ajakan ini kemungkinan mengindikasikan bahwa kepemimpinan Pemkot Depok saat ini justru gagal dalam kepemimpinannya.

Pasalnya, Pemkot Depok tak perlu meminta ucapan terima kasih pada hal yang telah menjadi tanggung jawab dan kewajibannya.

"(Masyarakat) tidak perlu berterima kasih karena mereka digaji oleh pemerintah dengan tunjangan dan fasilitas segalanya, bukan? Tidak ada istilah harus berterima kasih," tutur Trubus.

Baca juga: Gegara Ajak Warga Bikin Video Ucapan Terima Kasih untuk Pemkot Depok, Imam Budi Kena Bully

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com