• Asetabulum yang dangkal sehingga mengakibatkan kaput femoris tidak tertanam dengan mantap pada asetabulum, hal ini menyebabkan kehilangan kestabilan
• Karena permukaan asetabulum dan kaput femoris tidak rata dan halus sehingga mengakibatkan terjadinya luksasio (mekanisme terjadinya trauma pada sendi).
Baca juga: Saat Sidak Harimau Juve Berbuntut Dorongan Untuk Revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan..
Ketika seekor hewan mengidap hip dysplasia, itu akan menghasilkan pergerakan sendi yang saling menggesek.
Hal itu membuat keseimbangan tubuh pengidap hip dysplasia jadi terganggu dan mempercepat degenerasi sendi.
Selain itu, hip dysplasia juga menyebabkan sakit pada pinggul saat berjalan sehingga mengganggu gerak dan keseimbangan tubuh.
Baca juga: Taman Margasatwa Ragunan Diminta Tak Lagi Beri Makan Daging Murah ke Hewan Karnivora
Berdasarkan tingkat keparahannya, hip dysplasia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ringan, sedang, dan parah.
Pada hip dysplasia ringan, tepi depan asetabulum tampak datar dan tampak adanya subluksasio kaput femoris (40-50 persen masih ada di dalam asetabulum).
Untuk hip dysplasia sedang, asetabulum datar dan terjadi subluksatio kaput femoris (20-40 persen masih di dalam asetabulum) serta adanya pertumbuhan tulang baru di sekitar persendian.
Sementara itu, pada hip dysplasia parah, sebagian besar atau seluruh kaput femoris keluar dari asetabulum dan terdapat banyak pertumbuhan tulang baru di sekitar persendian koksofemoralis.
Sehubungan dengan hip dysplasia yang dialami harimau Juve, Endah menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa melakukan tindakan operasi karena dinilai berisiko.
Baca juga: Animal Defender Minta Ruang Hidup Juve Si Harimau Benggala Diperluas
"Ini kami tidak bisa melakukan tindakan karena usia. Faktor usia ini memengaruhi pada saat pembiusan dan pasca-operasi. Nanti dia (Juve) enggak nyaman, malah lebih parah, stres. Nanti bisa menimbulkan kematian," jelas Endah.
Endah menambahkan, meski tak bisa bisa dioperasi, Juve tetap menerima pengobatan serta vitamin untuk dugaan penyakit tersebut.
"Kalau dia merasa enggak nyaman, kami harus tetap kasih obat, vitamin juga," tutur Endah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.