Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyingkap Penyebab Ribuan Ikan Terdampar di Kepulauan Seribu...

Kompas.com - 23/12/2022, 06:32 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena ribuan ikan terdampar di Kepulauan Seribu kembali terjadi.

Terbaru, ikan jenis tembang dilaporkan melompat-lompat ke daratan Pulau Bidadari pada Minggu (18/12/2022).

Penyebab terjadinya fenomena itu masih didalami oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu.

Baca juga: Wisatawan Kepulauan Seribu Diimbau Tak Menyelam Saat Air Laut Kehijauan

Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidya mengungkapkan bahwa setelah mengonfirmasi kejadian itu, petugas langsung datang ke lokasi.

"Pada saat survei, tim kami mengambil sampel air dan ikan yang sempat disimpan oleh petugas Pulau Bidadari," ungkap Devi kepada Kompas.com, Kamis (22/12/2022).

Menurut Devi, uji laboratorium membutuhkan waktu antara 8-10 hari. Sehingga, penyebab pasti ikan-ikan terdampar di Pulau Bidadari saat ini belum dapat terungkap.

Dugaan penyebab ribuan ikan terdampar

Namun, Devi menduga, ada tiga faktor yang menjadi penyebab ribuan ikan itu melompat hingga terdampar di daratan.

Pertama, fenomena alam karena peralihan musim.

Devi menerangkan, kondisi ini dapat disebabkan perbedaan suhu air laut dan salinitas atau tingkat keasinan yang lebih tinggi.

"Ikan-ikan akan naik ke permukaan karena kekurangan oksigen. Apalagi untuk jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan permukaan, yang membutuhkan oksigen yang lebih serta ikan ini juga hidupnya berkelompok," papar Devi.

Baca juga: Ribuan Ikan Lompat-lompat di Pulau Bidadari, Ini Dugaan Penyebabnya

Ikan tembang, lanjut dia, cenderung akan mencari tempat yang lebih dingin atau nyaman karena ketika suhu tinggi oksigen dalam air berkurang.

Kedua, adanya pergerakan arus masuk dengan perbedaan suhu dan salinitas yang tinggi.

Ketiga, karena fenomena itu terjadi saat malam hari, maka diduga ikan terdampar di Pulau Bidadari karena harmful algal bloom (HAB).

"Hal ini disertai dengan warna perairan agak kehijauan-hijauan," tutur Devi.

Baca juga: Mencapai 4 Kuintal, Ikan Tembang yang Lompat ke Daratan Pulau Bidadari

Dari ribuan ikan yang terdampar di daratan Pulau Bidadari, kata Devi, pihaknya menghitung ada 4 kuintal ikan yang terkumpul.

Hal itu diketahui saat tim Sudin KPKP Kepulauan Seribu menyurvei lokasi ikan lompat-lompat.

"Jenis ikan yang terdampar adalah tembang. Perairan di sekitar (pulau) cukup bening, jumlah ikan yang terdampar hampir sembilan karung atau sekitar 4 kuintal," kata Devi.

Fenomena berulang

Ratusan ikan terdampar secara tiba-tiba juga sempat terjadi di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, pada 29 November 2022.

Berdasarkan video yang diperoleh Kompas.com dari salah satu warga, ikan-ikan kecil itu tampak terkapar di pinggir dermaga.

"Panen ikan, panen ikan. Ikan pada naik, ini adalah rezeki di Onrust," ujar perekam video yang tak diketahui identitasnya tersebut, dikutip Rabu (30/11/202).

"Panen, panen," kata warga yang lain.

Baca juga: Ada 4 Kuintal, Ikan Tembang yang Terdampar di Pulau Bidadari Disebut Aman Dikonsumsi

Devi juga membenarkan video naiknya ikan jenis tembang ke dermaga Pulau Onrust kala itu. Kemudian, pihaknya mengambil sampel air dari tiga pulau.

"Di lapangan kami lihat perairannya seperti hijau sejak hari Minggu, sedangkan Sabtu beberapa hari sebelumnya air putih kebiruan," tutur Devi.

Dari hasi pengujian air di Pulau Onrust, Pulau Cipir, dan Pulau Bidadari saat itu, diketahui bahwa senyawa amonia, nitrat, dan fosfat tidak memenuhi parameter standar baku mutu air laut.

"Pada hasil uji fisik dan kimia air di perairan Kepulauan Seribu terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi standar," jelas Devi, Senin (5/12/2022).

Baca juga: Ribuan Ikan di Pulau Bidadari Lompat ke Daratan, Apa yang Terjadi?

Parameter yang tak memenuhi standar itu, air Pulau Cipir mengandung nitrat 10 miligram per liter (mg/l), dan fosfat 0,5 mg/l.

Pulau Onrust mengandung amonia 0,5 mg/l, nitrat 10 mg/l, dan fosfat lebih dari 2 mg/l. Sementara itu, Pulau Bidadari sampel airnya mengandung nitrat 10 mg/l dan fosfat 0,5 mg/l.

Merujuk pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kandungan senyawa kimia untuk biota laut, terutama fosfat, standarnya 0,015 mg/l, nitrat 0,008 mg/l, dan amonia 0,3 mg/l.

Mengutip studi berjudul "Konsentrasi Amoniak, Nitrat, dan Fosfat di Perairan Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura" tahun 2018, amonia, nitrat, dan fosfat merupakan zat hara yang menunjang kesuburan perairan.

Namun, pada tingkatan tertentu konsentrasi senyawa di atas normal dapat berdampak negatif seperti menurunkan kandungan oksigen di perairan, menurunkan biodiversitas, dan meningkatkan risiko muncul maupun berkembangnya jenis fitoplankton berbahaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com