JAKARTA, KOMPAS.com – Mal sejatinya merupakan pusat perbelanjaan tempat sebagian orang memenuhi berbagai kebutuhan. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, fungsi tersebut semakin tergeser dengan kehadiran marketplace (toko online).
Selain tergeser oleh kebiasaan baru berbelanja dengan cara daring, mal menjadi sepi pengunjung setelah pandemi Covid-19 menerpa Indonesia sejak Maret 2020.
Kondisi perekonomian yang lesu mengakibatkan daya beli masyarakat semakin rendah.
Akibatnya, mal-mal yang pernah berjaya di eranya masing-masing kini mulai tumbang satu per satu.
Baca juga: Sempat Berjaya, Sederet Mal Berikut Makin Sepi Pengunjung…
Pengelola mal dan tenant tak pernah membayangkan akan menghadapi situasi tersebut. Mimpi buruk itu seakan membuat mereka sulit bangkit kembali.
Fenomena itu terjadi di beberapa mal Ibu Kota dan sekitarnya. Berikut Kompas.com merangkum kisah senjakala mal-mal di Jabodetabek, yang tumbang akibat pandemi:
Mal Blok M terletak di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Posisinya yang berada di bawah terminal dan Halte Transjakarta Blok M membuat tempat itu menjadi strategis karena selalu dilewati penumpang bus.
Namun, nyatanya hal tersebut tidak membuat mal bawah tanah itu hidup. Mal yang pernah berjaya di era 1990-an hingga 2.000-an kini terlihat sepi.
Satu per satu pedagang itu mundur dan menutup usahanya.
Baca juga: Mal Blok M Kian Sepi, Hanya Ada 3 Kios yang Bertahan...
Ada dua pintu masuk menuju Mal Blok M, yaitu pintu masuk utama yang buka pukul 10.00 WIB dan pintu masuk kedua yang berapa tepat di seberangnya.
Namun, pintu masuk kedua tampak ditutup rapat dengan terali dan gembok.
Tak hanya sepi pengunjung, kios yang berjajar di sana juga tampak lengang.
Hanya sesekali orang yang lewat, jumlahnya pun masih terhitung jari.
Pada Rabu (16/11/2022), hanya ada tiga kios yang bertahan di Mal Blok M. Satu kios berada di sisi sebelah kiri dari lantai dasar, sedangkan dua lainnya di sisi kanan lantai dasar.
Ketiga kios yang ada semuanya menjual aneka ragam pakaian. Mulai dari pakaian pria, wanita, maupun anak-anak.
Aneka ragam pakaian dijual mulai dari harga Rp 35.000. Sementara itu, kios-kios lainnya tampak sudah tutup semua.
Rizki (30), salah satu pedagang yang pernah berjualan di Mal Blok M, menceritakan bagaimana dia gulung tikar imbas pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Baca juga: Dari Tiga Kios yang Bertahan di Mal Blok M, Toko Ini Masih Ramai Pembeli
Pedagang pakaian pria yang merintis usahanya sejak 2017 itu mengaku tak sanggup lagi membayar sewa kios di Mal Blok M.
"Kan enggak ada pelanggan, bener-bener sepi, harga sewa juga enggak turun. Karena enggak ada pemasukan, jadinya bingung buat bayar sewa," ujar Rizki saat ditemui di Mal Blok M kala itu.
Pemasukan yang tak seberapa, kata Rizki, tidak cukup untuk menutupi biaya sewa yang tak kunjung turun.
Omzet penjualan yang anjlok begitu terasa ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan penutupan operasional mal di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Akibat pandemi, mal untuk masyarakat menengah ke bawah malah yang terdampak. Karena kan mereka di rumah saja, enggak nyari makan, jadi lebih mentingin buat perut dulu," kata Rizki.
Baca juga: Senja Kala Mal Blok M, Tinggal Tiga Toko yang Bertahan di Lorong Lengang...
Imbasnya, pemasukan Rizki saat itu turun drastis hingga 70 persen, dari yang sebelumnya bisa mencapai Rp 1 juta per hari, kemudian hanya memperoleh sekitar Rp 300.000 per hari.
Kondisi serupa hampir dialami semua pedagang di Mal Blok M. Kata Rizki, satu per satu pedagang mulai menutup kiosnya karena tak lagi mampu membayar sewa.
"Sekarang yang saya lihat bertahan cuma tiga kios," ucapnya.
"Sebelum corona, ramai (pengunjung dan pedagang). Makanya, kalau enggak ada corona, mal-mal ini masih bertahan. Ini karena enggak ada tenant, jadi kelihatannya sepi. Padahal, sudah mulai membaik tahun 2022, enggak kayak awal-awal corona," jelas Rizki.
Plaza Semanggi terletak di Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Pusat perbelanjaan yang berada di wilayah strategis kawasan Semanggi itu seolah telah melewati masa jayanya.
Mal primadona di jantung Ibu Kota yang mulai beroperasi pada 2004 ini tampak sepi pada Senin (5/12/2022).
Jumlah pengunjung yang datang bisa dihitung dengan jari.
Baca juga: Plaza Semanggi yang Kini Sepi, Dulu adalah Rumah dari Beragam Outlet Merek Dunia
Lorong-lorong di lantai GF dan UG Plaza Semanggi juga terlihat lowong karena banyak kios yang tutup.
Suara tawar menawar antara pedagang dan pembeli tak lagi terdengar seperti dulu. Antrean pengunjung yang menunggu lift terbuka juga tidak terlihat.