Tigor melanjutkan, pelarangan penjualan rokok ketengan tidak hanya membuat rugi perokok, tetapi juga pedagang.
Dari sisi perokok, misalnya, tidak semua orang memiliki pendapatan tetap, termasuk dirinya yang bekerja sebagai ojek daring.
"Keberatan dan enggak setuju. Kita belum ada penghasilan tetap, cuma ojek online yang kadang pesanannya bagus, kadang juga enggak," ujarnya.
Lebih lanjut, untuk membeli sebungkus rokok, Tigor harus mengambil setidaknya tiga pesanan.
Baca juga: Wapres Sebut Rokok Batangan Banyak Dibeli Anak-anak
Hal serupa juga dituturkan Heri (41). Menurut dia, larangan untuk menjual rokok ketengan terasa merugikan perokok aktif seperti dirinya.
"Karena yang tadinya bisa irit, jadi enggak irit. Sehari memang bisa beli sebungkus, tapi untuk apa kalau bisa beli hanya 3-6 batang? Harganya lebih murah," katanya.
Untuk sisi pedagang, lanjut Tigor, pedagang kaki lima dan penjual kopi keliling lebih sering menawarkan rokok ketengan alih-alih rokok bungkusan.
"Penjual ada penurunan pendapatan, sudah pasti. Soalnya lebih untung gede kalau jual ketengan," ucap Tigor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.