Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Pendapatan Daerah Tak Optimal, DPRD DKI: Harusnya Manfaatkan Aset yang Terbengkalai

Kompas.com - 06/01/2023, 05:06 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Malianasari menyoroti realisasi pendapatan daerah DKI Jakarta tahun anggaran 2022 yang hanya mencapai 85,56 persen atau setara Rp 67,3 triliun per 31 Desember 2022.

Ia berujar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seharusnya bisa mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD) lebih banyak lagi dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.

Sebab, pemanfaatan aset dengan maksimal bisa meningkatkan PAD, yang berujung meningkatnya pendapatan daerah.

Baca juga: Saat Realisasi Pendapatan DKI Jakarta Tahun Lalu Tak Capai Target, DPRD DKI: Perlu Terobosan

Di satu sisi, kata Eneng, Pemprov DKI tak transparan berkait jumlah aset yang dimiliki.

Hal ini disebut menjadi penyebab Pemprov DKI belum memaksimalkan pemanfaatan aset yang dimiliki.

"Pemprov DKI enggak pernah transparan tentang aset yang dimiliki dan dikelolanya oleh siapa. Itu enggak ada data yang transparan yang diberikan ke DPRD maupun data yang di-publish di website," ucap Eneng melalui sambungan telepon, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Komnas PA Minta Kepolisian Dalami Dugaan Pelecehan Terhadap Malika

"Jadi, kami tuh enggak bisa mengukur sebetulnya (aset Pemprov DKI) bisa dikembangkan sejauh apa," sambungnya.

Politisi PSI itu menegaskan, pemanfaatan aset merupakan peluang terbesar bagi Pemprov DKI untuk meningkatkan PAD, yang berujung kepada meningkatnya pendapatan daerah.

"Kunci terbesar sekaligus peluang (meningkatkan pendapatan daerah) dengan memanfaatkan aset," ucap dia.

Eneng menyebutkan Pemprov DKI bisa memanfaatkan aset dengan bekerja sama dengan pihak ketiga atau pihak keempat.

Baca juga: Keluarga Perempuan yang Dibakar di Penjaringan Berharap Pelaku Dihukum Berat

Aset yang dimanfaatkan itu berupa aset yang selama ini terbengkalai.

Ia mencontohkan, Gedung A yang selama ini tak terpakai disewakan ke pihak swasta. Pemasukan dari penyewaan itu lantas menjadi PAD DKI Jakarta.

"Aset itu yang selama ini terbengkalai kemudian dikelola baik oleh pihak ketiga maupun pihak keempat. Aset itu jangan dibiarkan mati," kata Eneng.

"Ada gedung A, misalnya yang terbengkalai, kenapa enggak disewain saja? Itu kan bisa jadi pemasukan juga," sambung dia.

Baca juga: Mengelak saat Ditangkap, Ecky Pelaku Mutilasi di Bekasi Sempat Sumpah Al-Quran

Ia menambahkan, Pemprov DKI juga bisa memanfaatkan aset likuid yang dimiliki.

Di satu sisi, Eneng mengaku tak mengetahui apakah Pemprov DKI memiliki aset likuid. Sebab, Pemprov DKI disebut tak transparan berkait aset yang dimiliki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com