Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aloysius Eka Kurnia
Dosen

Dosen Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Kupu-kupu Malam dan Permasalahan Ketimpangan Pembangunan

Kompas.com - 10/01/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara alamiah, kelompok masyarakat yang masih berada pada garis pra-sejahtera akan melihat daerah yang telah mapan dalam pembangunan atau kelompok masyarakat sejahtera sebagai sebuah harapan.

Alhasil tanpa didukung oleh pendidikan yang mumpuni dan keterampilan yang dibutuhkan, lonjakan urbanisasi menyebabkan penumpukan angkatan kerja di kota yang berangsur-angsur memengaruhi persebaran prostitusi di kota.

Reorientasi pengendalian prostitusi

Keterbatasan akses bagi masyarakat miskin untuk menjangkau pelayanan kesehatan, pendidikan berkualitas, hunian layak, hingga pekerjaan dengan upah yang sesuai di daerah secara alamiah menyebabkan dorongan urbanisasi masyarakat di Indonesia.

Untuk itu maka serangkaian kebijakan pembangunan perlu dilakukan Pemerintah melalui beberapa instrumen yang sifatnya lintas sektoral.

Meninggalkan PR besar Pemerintah untuk menciptakan pemerataan pembangunan antar-daerah yang bukan merupakan pekerjaan satu malam, sesungguhnya pengendalian praktik prostitusi yang telah ada di kota-kota besar di Indonesia dapat efektif dilakukan melalui reorientasi penindakan.

Apabila selama ini Pemerintah sibuk dengan upaya represif berupa penegakan sanksi pidana dan sanksi administratif, pada prinsipnya Pemerintah dapat mengoptimalkan upaya preventif seperti refocussing anggaran keuangan untuk penyediaan kebutuhan dasar bagi masyarakat pra-sejahtera seperti subsidi pangan, pelayanan kesehatan, akses pendidikan, hingga penyediaan tempat tinggal atau subsidi pembiayaan rumah tinggal.

Selain itu kerja sama lintas instansi seperti instansi pendidikan, keagamaan, maupun komunitas RT/RW menjadi benteng pertama dalam mencegah bertumbuhnya praktik prostitusi di lingkungan terdekat masyarakat.

Selain pengendalian kemiskinan, pengendalian urbanisasi melalui sejumlah regulasi daerah juga dinilai penting untuk mencegah terjadinya lonjakan rumah tangga miskin baru di kota.

Sejumlah aturan yang mensyaratkan kepemilikan atas tempat menetap, keberadaan kerabat, atau adanya pekerjaan tetap bagi masyarakat yang hendak menetap di kota besar merupakan alternatif kebijakan yang dapat diambil sebagai upaya pengendalian urbanisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com