"Alhamdulillah beberapa tahun belakangan ini bekerja sama dengan Polres Jakarta Selatan tingkat kerawanan dari sekolah kami bisa dikatakan nol ya," ujarnya dalam upacara Senin pagi.
Rosana mengatakan selama beberapa tahun terakhir, tradisi kekerasan diredam dengan cara membuat kegiatan yang mempersatukan pelajar dari tingkat pertama hingga tingkat ketiga.
Baca juga: Dua Kali Saksikan Perploncoan Siswa SMAN 6 Jakarta oleh Alumni, Warga: Ada yang Pingsan
Kegiatan itu antara lain, Paskibra yang kini tak hanya diikuti oleh Kelas 12 tetapi juga Kelas 10 dan 11.
Selain menekan kekerasan dengan cara-cara persuasif, SMAN 6 juga menerapkan kebijakan yang tegas bagi pelaku kekerasan.
Mereka yang terbukti melakukan kekerasan terhadap pelajar lain terancam dikeluarkan. Bahkan jika aksi kekerasan dilakukan di luar sekolah, bisa berujung pada sanksi pidana.
"Kalau kamu terbukti ada bullying, ada tawuran di luar sekolah itu sanksinya bukan dari sekolah tapi pihak berwajib," kata Rosana
"Karena kamu dianggap bukan anak sekolah tapi masyarakat, bukannya nakut-nakutin tapi kami ingin memberikan efek jera," lanjutnya dihadapan para siswanya.
Pada pertengahan tahun 2017, Polres Metro Jakarta Selatan meluncurkan program "Terkesima" (Ternyata Kesetiakawanan Masih Ada).
Baca juga: Polisi: Perploncoan Pelajar SMAN 6 Jakarta oleh Alumni Tradisi sejak 2008
Dalam program ini, kepolisian menyediakan layanan pengantaran ke SMAN 6 Jakarta setiap tanggal 17 di tiga titik penjemputan yakni D'Best Fatmawati, Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Radio Dalam, dan Velbak Pakubuwono.
"Para pelajar bisa menyampaikan keluhan kepada aparat kepolisian," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan saat itu, Kombes Iwan Kurniawan, Senin (17/7/2017).
Iwan mengatakan para polisi nantinya akan mendampingi para pelajar menggunakan kendaraan dinas polisi mulai dari bis, kendaraan patko, hingga mobil lantas.
Harapannya, anggota polisi bisa menanamkan soal kesetiakawanan dan kebersamaan sehingga tidak ada lagi perselisihan atau kekerasan dengan sesama pelajar.
Sayangnya, baik program yang dicanangkan pihak sekolah maupun kepolisian terbukti gagal menghilangkan tradisi kekerasan yang menjangkiti siswa SMAN 6 Jakarta.
Terbukti bahwa lagi-lagi para pelajar SMAN 6 Jakarta kembali melakukan tindak kekerasan antarpelajar di tempat publik yang tentu juga mengganggu kenyamanan warga.
(Penulis: Muhammad Isa Bustomi, Nibras Nada Nailufar | Editor: Egidius Patnistisk, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.