Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Duloh Sang Eksekutor Pembunuhan Berantai: Membunuh karena Diiming-imingi Uang

Kompas.com - 03/02/2023, 06:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kasus pembunuhan berantai sembilan orang di Cianjur dan Bekasi, Solihin alias Duloh adalah eksekutor.

Menurut pengakuan Duloh kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/2/2023), seluruh aksi pembunuhan itu dilakukan demi uang.

"Saya diiming-imingi pakai uang," kata Duloh.

Iming-iming uang itu diakui datang dari partner in crime Duloh bernama Wowon Erawan.

"Katanya saya akan dapat Rp 500 juta nanti kalau sudah selesai (melakukan pembunuhan) semuanya," lanjut Duloh.

Baca juga: Penyesalan dan Permintaan Maaf Wowon, Dalang Pembunuhan Berantai di Bekasi hingga Cianjur…

Berdasarkan pemeriksaan penyidik di Polda Metro Jaya, tercatat sembilan nyawa direnggut oleh Duloh dengan tangannya sendiri.

Pertama, Halimah yang merupakan istri keempat Wowon. Halimah diduga dibunuh pada 2016.

Kedua, Farida yang merupakan tenaga kerja wanita korban penipuan Wowon, Duloh, dan Dede Solehudin.

Ketiga, Siti yang juga merupakan tenaga kerja wanita korban penipuan. Siti dibunuh dengan cara didorong ke laut.

Keempat, Wiwin yang merupakan istri pertama Wowon. Jasadnya dikubur di lubang yang dibuat di dekat rumah Duloh.

Baca juga: Tetangga Ungkap Sosok Pembunuh Berantai Duloh Dikenal Bisa Sembuhkan Orang Sakit

Kelima, Noneng yang merupakan ibu dari Wiwin. Jasadnya dikubur di lubang yang sama dengan Wiwin.

Keenam, Bayu yang merupakan anak Wowon yang masih berusia dua tahun.

Ketujuh hingga kesembilan adalah Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi yang diracun di Bekasi.

Maimunah merupakan istri ketiga Wowon. Adapun Ridwan dan Riswandi adalah anak kandung dari Maimunah dari suaminya yang pertama.

Baca juga: Perankan Figur Fiktif Aki Banyu, Wowon Tipu Duloh dan Dede

Sebagian besar, diakui Duloh, pembunuhan dilakukan dengan cara diracun dan dicekik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com