BEKASI, KOMPAS.com - Ahli waris yang juga pemilik asli lahan di ruas tol Cimanggis-Cilincing di Gerbang Tol (GT) Jatikarya masih bertahan di lokasi tempat mereka menggelar aksi unjuk rasa.
Aksi mereka untuk menuntut uang ganti rugi terkait pergantian lahan imbas proyek pembangunan tol Cimanggis-Cilincing di GT Jatikarya.
Wati (56), salah satu ahli waris yang datang mengatakan, para peserta aksi telah datang sejak Rabu (8/2/2023) pagi dan langsung mengambil alih jalan tol dan menutupnya.
Baca juga: Tutup Akses Tol Jatikarya, Ahli Waris: Kami Bakar Ban di Tanah Kami
"Dari jam 07.00 WIB, saya sudah datang," ujarnya di GT Jatikarya, Rabu.
Wati menyebutkan bidang tanah yang ia punya sekitar 3.000 meter persegi. Lahan itu sudah ia miliki sejak tahun 1973, yang kini sudah menjadi ruas tol Cimanggis-Cibitung.
Ia mengungkapkan, tanah tersebut merupakan milik ayahnya. Kini, dirinya menjadi ahli waris atas tanah tersebut.
Hingga saat tol itu dibangun, ia pun belum mengetahui berapa harga tanah miliknya itu.
"Belum dibayarin, enggak tahu (harganya)," ujar Wati.
Baca juga: Gelar Aksi Protes, Ahli Waris Lahan Tol Jatikarya Blokade Jalan dan Bakar Ban
Wati berharap agar tanah miliknya segera dibayar karena uang ganti rugi tersebut akan dibagikan kepada sanak saudaranya.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi pada Rabu sore, warga masih memblokade akses tol yang tanahnya merupakan milik mereka.
Pada Rabu siang, mereka sempat membakar ban mobil bekas sebagai bentuk protes. Aksi itu dimulai sejak sekitar 11.30 WIB. Akibatnya, akses tol ditutup total.
Selain memblokade dengan ban mobil bekas, warga juga membuat blokade dengan menggeser barrier beton.
Baca juga: Tol Jatikarya Diancam Akan Ditutup Hari Ini, Berikut Alasannya…
Ahli waris juga membangun sebuah gubuk yang digunakan untuk berteduh di tengah teriknya cuaca Kota Bekasi.
Beberapa balok kayu nampak tercecer di jalan. Balok itu sengaja disebar oleh ahli waris sebagai bentuk penegasan bahwa akses tol Jatikarya tak bisa dilintasi kendaraan.
"Kami bakar ban ini di tanah kami, bukan di tanah orang lain. Hidup ahli waris!" ujar salah satu warga sekaligus ahli waris saat satu ban mobil bekas kembali di bakar.