Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalami Dugaan Pemerkosaan Perempuan di Semak-semak Tol, Polisi Tunggu Hasil Visum

Kompas.com - 10/02/2023, 20:58 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polres Tangerang Selatan (Tangsel) masih mendalami kasus perempuan berinisial FP (25) yang mengaku diperkosa di semak-semak di Tol Jakarta-Merak.

Kasie Humas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) Ipda Galih mengatakan polisi masih menunggu hasil visum untuk mendalami pengakuan korban soal pemerkosaan.

"Dalam proses penanganannya, dilakukan visum. Semuanya terhadap luka, terhadap dugaan yang itunya (pemerkosaan)," ujar Galih, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Seorang Perempuan Diduga Diperkosa di Semak-semak Pinggir Tol Jakarta-Tangerang

Meskipun korban sudah mengaku diperkosa dan menceritakan kronologisnya, tetapi pihak kepolisian baru akan melanjutkan kasus ini setelah hasil visum korban keluar.

FP divisum dan mendapatkan perawatan atas luka-luka di tubuhnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.

"Tapi hasil pemeriksaan dimintai keterangan pada saat itu korban belum menerangkan bahwa diperkosa. Tapi tetap, dalam proses penanganannya dilakukan visum," kata Galih.

Baca juga: Polisi Selidiki Pemerkosaan Perempuan di Semak-semak Tol Jakarta-Tangerang

Kronologi kejadian

Pada tanggal 8 Februari 2023 sekitar pukul 21.00 WIB, FP pamit dengan orangtuanya untuk jalan-jalan ke Bogor.

Saat sampai di Stasiun Sudirman, korban berkenalan dengan seseorang yang mengaku bernama Dika.

Dalam perkenalan tersebut, pelaku mengajak F untuk ikut bersamanya ke suatu toko di daerah Grogol dan akan membelikan laptop untuk F jika mau mengikutinya.

"Kemudian korban bersama dengan pelaku pergi ke Grogol, namun ternyata toko-toko sudah tutup," ujar Galih.

Baca juga: Perempuan Diperkosa di Tol Jakarta-Merak, Baru Kenal dengan Pelaku di Stasiun Sudirman

Setelah itu, pelaku mengajak korban pergi ke kawasan wisata Kota Tua.

Pelaku mengenalkan korban dengan teman-temannya yang berprofesi sebagai pengamen di sana. Salah satu teman pelaku mengaku bernama Alif.

"Sekira pukul 00.00 WIB korban meminta pulang tetapi tidak diizinkan oleh pelaku, sehingga pelaku mengajak korban untuk berjalan-jalan menggunakan angkutan umum sampai tiga kali ganti angkutan umum," ujar Galih.

Pada akhirnya, korban dan pelaku berhenti di salah satu pemberhentian bus Prima Jasa yang tidak diketahui lokasinya. Mereka pun masuk ke dalam bus tersebut.

Baca juga: Plafon Gedung PN Jakarta Utara Ambrol Usai Diresmikan Ketua MA 2 Pekan Lalu

Ternyata bus Prima Jasa yang mereka naiki tersebut menuju Merak, Banten melalui tol Jakarta-Merak.

"Dalam perjalanan di tol Jakarta-Merak, di KM 25-27 pelaku meminta turun paksa di KM 27 kepada supir bus," kata Galih.

Setelah turun dari bus, pelaku mencari jalan keluar dari tol tersebut melewati semak-semak sepanjang pinggir jalan tol.

Di sepanjang jalan tersebut, korban merengek meminta pulang. Pelaku pun merasa marah dan jengkel.

Akibatnya, pelaku mulai menganiaya korban dengan memukul korban dan mencekik korban. Hal itu membuat korban mengalami luka lebam pada bagian pipi di bawah mata sebelah kiri serta luka lecet pada kaki dan kedua lututnya.

Baca juga: Warga Tebet Rela Lubangi Tembok Rumah untuk Buktikan Tetangganya Tak Bangun Fondasi

"Setelah selesai melakukan penganiayaan, korban ditinggal di semak-semak oleh pelaku dengan terlebih dahulu pelaku mengambil handphone dan dompet yang berisi uang Rp 400.000," kata Galih.

Setelah ditinggalkan, korban mencoba mencari pertolongan dengan kembali ke jalan tol.

Sekitar pukul 05.00 WIB, korban ditemukan oleh anggota PJR Korlantas Polri yang sedang berpatroli.

Kemudian, FP dibawa ke Pos PJR Bitung dan diantar ke RS Hermina Bitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com