Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu Keluarga Korban Kebakaran Plumpang, 4 Hari Cari Ali Sana Sini Tak Juga Dapat Hasil...

Kompas.com - 08/03/2023, 09:34 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, menyebabkan 19 orang tewas dan 49 lainnya luka-luka.

Insiden yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam itu diduga berasal dari pipa bahan bakar minyak di area yang meledak.

Pada akhirnya, kejadian itu membuat banyak keluarga harus kehilangan familinya.

Salah satu yang terdampak adalah Hamidah (33) atau Ida. Ia masih mencari ayahnya, Ali (67), di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2023).

Ali adalah salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Baca juga: Ribut-ribut IMB Sementara di Tanah Merah, KPA Desak BPN Buka Status Lahan Depo Plumpang yang Diklaim Pertamina

Terakhir kali Ali terlihat adalah ketika ia berlari keluar dari rumah saat tercium bau gas yang sangat menyengat.

"Sebelum kejadian, ayah sama ibu katanya lagi ngobrol kayak biasanya di rumah. Mereka kabur saat kecium bau gas," terang Ida di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa.

Pada saat kejadian, Ida sedang tidak ada di rumah, meski masih berada di sekitar lokasi. Hanya ada Ali, ibu, dan anak-anak Ida yang berada di dalam rumah.

Menurut cerita ibu Ida, mereka bergegas keluar dari rumah karena mencium bau gas yang sangat menyengat, bukan karena melihat api.

Baca juga: Saat RS Polri Kesulitan Identifikasi Jasad Korban Kebakaran Plumpang, Keluarga Korban Harap-Harap Cemas...

Saat itu, ibu Ida lari lebih dulu dengan cucu-cucunya karena tidak kuat dengan bau menyengat.

Pada saat itu, tidak diketahui kapan ibu dan anak-anak Ida terpisah dari Ali. Namun, ibu Ida yakin bahwa suaminya masih berada di belakangnya.

"Mama sama anak-anak saya lari duluan. Ayah saya belakangan. Cuma enggak tahu posisi larinya (Ali) ke mana," terang Ida.

Selisih waktu ibu dan anak-anak Ida serta Ali keluar dari rumah tidaklah lama.

Namun, Ida tidak menampik ayahnya mengambil arah yang salah ketika berlari di tengah kepanikan.

Masih terus cari sang ayah

Ida beserta keluarga dan sanak saudara lainnya langsung mencari keberadaan Ali usai mengetahui Ali menghilang.

"Malam kejadian, saya di posko sama anak dan mama. Saya masih cari ayah tapi enggak ketemu. Cari ke seluruh jalanan dan rumah sakit," jelas Ida.

Rumah sakit terakhir yang dikunjungi adalah RS Polri. Ida dan keluarganya datang pada Minggu (5/3/2023) pagi.

Samod (75) selaku kakak Ali mengungkapkan, kunjungan ke RS Polri Kramatjati dipenuhi harapan jenazah adiknya bisa ditemukan dan dibawa pulang.

"Hari ini saya datang untuk cari informasi soal adik. Katanya kalau yang udah jenazah (meninggal) dibawa ke RS Polri," ungkap Samod di RS Polri, Minggu.

Baca juga: Ramai-ramai Dukung Relokasi Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang, tapi...

Usai kebakaran terjadi, Samod dan keluarganya mencari-cari keberadaan Ali di Plumpang dan daerah sekitarnya.

Berbagai rumah sakit dan posko korban kebakaran pun dihampiri demi mendapat titik terang keberadaan jenazah Ali.

"Cari-cari ke posko, katanya kalo adik saya di situ, pasti ingat cucunya dan pulang. Ini sama sekali enggak ada (kabar)," terang Samod.

"Saya dapat info (identifikasi jenazah) di RS Polri, ada di TV. Hari ini yang dites DNA anaknya (Ida), di dalam (Gedung Sentra Visum dan Medikolegal)," imbuh Samod.

Ida mengungkapkan, hasil tes DNA masih dalam proses. Alhasil, hingga Selasa, ia masih belum mendapat kabar terkait keberadaan Ali.

Menjemput jenazah keluarga

Anggota keluarga Hadi (32), salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, menjemput jasadnya dari RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Anggota keluarga Hadi (32), salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, menjemput jasadnya dari RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2023).
Warga lain yang terdampak insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang adalah keluarga Hadi (32).

Hadi adalah salah satu korban yang baru teridentifikasi pada Selasa.

Beberapa anggota keluarga Hadi sudah langsung mengambil jenazahnya pada hari ia teridentifikasi.

Pengamatan Kompas.com di RS Polri, mereka tiba di Gedung Instalasi Kedokteran Forensik pukul 17.14 WIB.

Mereka langsung menuju ruang administrasi yang berada di lantai dua. Saat berjalan menuju ruang administrasi, para anggota keluarga tampak menangis.

Bahkan, salah satu anggota keluarga tampak berwajah merah dan sembab ketika membuka maskernya. Matanya tampak berair.

Baca juga: Menengok Lahan Reklamasi yang Jadi Lokasi Baru Depo Pertamina Plumpang, Masih di Jakarta tapi Jauh dari Permukiman Warga

Proses melengkapi administrasi untuk pengambilan jenazah Hadi berlangsung tidak lama.

Setelah berkas lengkap, mereka langsung menuju ruang forensik yang berada di sebelah rumah duka B sambil membawa map merah.

Tidak lama, mereka keluar bersama jenazah Hadi yang berada di dalam peti berwarna coklat tua.

Pada peti itu terdapat sebuah kertas putih bertuliskan "HADI PM014/PLUMPANG/RSPOL".

Setelah itu, jasad dimasukkan ke dalam mobil ambulans swadaya RW 07 Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Keluarga pun beranjak pergi bersamaaan dengan berangkatnya ambulans yang membawa jenazah Hadi sekitar pukul 17.37 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com