Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri Tabrak Pelajar, Polisi Dianggap Tutupi CCTV sampai Keluarga Korban Merasa Disudutkan

Kompas.com - 03/04/2023, 07:19 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Mercedes-Benz anak petinggi Polri, MM (18), tabrak sepeda motor yang dikendarai SB (19) dan ditumpangi MS (19) memunculkan ragam spekulasi.

Baik pihak keluarga korban maupun kepolisian sama-sama memberikan pernyataan mengenai kasus kecelakaan tersebut.

Namun, pernyataan yang disampaikan oleh kedua belah pihak justru cenderung kontradiksi.

Polisi dianggap tutupi CCTV

Keluarga MS menilai aparat kepolisian terkesan menutup-nutupi CCTV yang merekam kejadian kecelakaan.

Baca juga: Polisi Dianggap Tutupi CCTV Pelajar Tewas Ditabrak Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri

Menurut keterangan kakak MS, N, pihak aparat enggan memperlihatkan rekaman CCTV dengan visual terbaik.

Keluarga korban justru dipersulit dan hanya mendapatkan rekaman CCTV yang letaknya jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami enggak dikasih unjuk CCTV dari semua arah. Kami hanya diperlihatkan satu CCTV, itu pun enggak terlihat terjadinya benturan secara jelas. Di sana hanya terlihat bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan," ujar N saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).

Keheranan N semakin menjadi-jadi usai dirinya mencari tahu soal kondisi TKP kecelakaan yang terletak di perempatan lampu merah Jalan Margasatwa Raya, tepatnya di dekat Kementerian Pertanian.

N mengatakan, perempatan yang ramai dilalui kendaraan itu memiliki CCTV di berbagai sudut.

Alhasil N berasumsi bahwa pihak aparat seharusnya memiliki banyak rekaman dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Baca juga: Anak Petinggi Polri yang Kemudikan Mercedes-Benz Maut Diduga di Bawah Pengaruh Alkohol

"Aku lihat itu kan jalan raya besar dan setiap titik itu ada CCTV. Tapi kita enggak dikasih CCTV dari arah situ (TKP terdekat), sama sekali enggak dikasih," ungkap N.

Kemudian, N bercerita bahwa pihak kepolisian belum bisa memberikan CCTV dari angle lain karena belum mendapatkan rekaman tersebut.

Alhasil aparat kepolisian mengaku hanya bisa memperlihatkan satu rekaman CCTV kepada keluarga korban.

"Aku sempat tanya kan, kan banyak CCTV dari kanan atau kiri jalan, kenapa tidak dikasih lihat. Tapi katanya mereka belum dapat, itu kalau aku enggak salah dengar, ya," ucap N.

Bakal lapor Propam

Baca juga: Pengendara Motor Tewas Ditabrak Mercedes-Benz Anak Petinggi Polri, Keluarga Korban Bakal Lapor ke Propam

Terkait rekaman CCTV yang belum ditunjukkan pihak kepolisian seutuhnya, N mengaku bakal melaporkan hal itu ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com