JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi salah satu rumah di Kompleks Deperla Blok H.10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti (75) terlihat memprihatinkan.
Pasalnya, hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.
Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.
"Dia (Sulih Warti) sudah lama tinggal di sini. Tepatnya saya lupa. Belasan tahun kayaknya ada," ungkap adik Sulih Warti, Sulih Tiyowati (66) saat berbincang dengan Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Dianggap Tampung Sampah, Pedagang Thrift: Baju Bekas Impor Layak Pakai dan Masih Berkualitas
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah-sampah benar-benar memenuhi hampir seisi rumah.
Bahkan, pintu depan rumah tersebut juga sudah banyak tumpukan sampah.
Untuk memasukinya, Kompas.com harus merayap.
Setiba di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah. Rasanya sangat sulit untuk memindahkan kaki karena pijakan tidak rata.
Tembok rumah dengan cat hijau tampak terkelupas.
Hawanya pun terasa sangat lembab karena ventilasi udara sangat minim di rumah ini.
Sampah-sampah yang ada di sana mulai dari gelas plastik, kaleng, beso bekas, perabotan rumah, styrofoam, kertas, kulkas, mejikom dan lain-lain.
Terkadang, di balik sampah-sampah tersebut, ada serangga seperti nyamuk, belatung, kelabang, hingga tikus.
Bahkan, ada satu pohon beringin besar yang tumbuh di salah satu ruangan. Pohon tersebut tembus ke atap rumah Sulih Warti.
Sulih Tiyowati mengungkapkan, sampah-sampah tersebut Sulih Warti sendiri yang kumpulkan dan diambil dari lingkungan sekitar.
“Dia ambil sendiri sampahnya, dia kumpulkan. Karena, kalau dia ambil di sini (rumah saya), saya larang. Kalau ketahuan, saya larang,” ungkap Sulih Tiyowati.
Sulih Tiyowati tinggal tepat di depan rumah Sulih Warti.
Dia sudah mencoba berkali-kali mengajak kakaknya untuk tinggal di rumahnya, tapi Sulih Warti tidak mau dan memilih untuk tidur di sana.
"Dia depresi sejak suaminya meninggal," ungkap Sulih Tiyowati yang menangis saat menceritakan kepada Kompas.com.
"Walau bagaimana pun, dia merupakan kakak saya," ucap Sulih Tiyowati sambil menyeka air mata.
Baca juga: Polisi Kesulitan Cari Sejoli yang Buang Bayi di Koja karena Rekaman CCTV Blur
Hingga saat ini, sampah-sampah tersebut sudah mulai diangkut oleh para kreator konten yang tergabung di dalam perkumpulan Creator Peduli dan Creator Bersatu.
Mereka sudah mulai bekerja mengangkut sampah dalam rumah Sulih Warti sejak Senin (3/3/2023).
Meski sudah tiga hari berlalu, sampah rumah tersebut belum juga terangkut semua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.