Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bakar, Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa yang Terus Giat Bekerja pada Usia Senja

Kompas.com - 27/04/2023, 18:52 WIB
Rizky Syahrial,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terus melakoni pekerjaan sampai usia senja menjadi suatu hal yang tergambar pada diri Bakar (77), seorang pria yang berprofesi sebagai tukang ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, sejak tahun 1965 silam.

Menginjak usia 77 tahun, Bakar masih tetap setia menggeluti pekerjaannya meskipun ia sudah dilarang untuk bekerja oleh anak-anaknya.

Bakar mengatakan, dirinya tidak kerasan untuk menikmati masa tua di rumah dengan rutinitas yang ia anggap membosankan. 

"Sebenarnya anak sudah ngelarang untuk jadi ojek sampan, tapi enggak gak betah di rumah, tidur sama makan aja kerjaannya," kata Bakar saat ditemui di Pelabuhan Sunda Kelapa, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Kisah Sardiman, Porter di Terminal Kampung Rambutan yang Sempat Berjualan di Papua

"Ya tubuh saya merasa masih kuat gitu rasanya (mau) usaha sendiri," tambah dia.

Bakar mengatakan, anaknya sudah memberikan biaya yang cukup untuk dirinya dan sang istri sehingga ia diminta untuk tidak lagi bekerja. Hanya saja, ia tidak mau membebani anak-anaknya.

Sebab, Bakar merasa anak-anaknya membutuhkan uang untuk biaya hidup keluarganya masing-masing.

Karena itu, Bakar tetap terus berlayar walaupun penghasilan yang ia dapatkan saat ini sudah tidak seramai dulu.

Baca juga: Cerita Sardiman yang Rela Jadi Kuli Angkut Tanpa Libur demi Makan Keluarga

"Ya kan saya kalau pendapatan dari anak ya cukup memang, tetapi kasian juga. Apalagi anak saya sekarang sudah berkeluarga punya anak lagi, banyak keluar biaya," kata Bakar.

"Mending begini lah, biar sedikit dapat yang penting usaha," tutur dia.

Lebih lanjut Bakar mengatakan bahwa dirinya tidak menggeluti pekerjaan lain selain menjadi tukang ojek sampan.

Ia mengaku hanya bersabar dan bersyukur dengan apa yang didapatnya dari bekerja sebagai tukang ojek sampan.

"Saya enggak ada kerjaan lain soalnya hanya tukang sampan. Dapat gak dapat kita hanya bersyukur sedikit banyaknya rezeki," terang dia.

Baca juga: Kisah Jati dkk Bantu Rawat Masjid Al-Hikmah PIK, Padahal Bukan Marbut Melainkan Polisi Hutan

Meskipun mencintai profesi sebagai tukang ojek sampan, itu bukan berarti Bakar harus bekerja setiap hari.

Ia sempat pulang untung berziarah ke makam orangtua di kampung halamannya, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebelum memasuki bulan Ramadhan.

"Kemarin saya sebelum puasa libur, istirahat jadi tukang ojek sampan. Pulang ke bima, ziarah ke orang tua. Puasa hari keempat saya pulang ke Jakarta. Jadi lebaran ini enggak pulang lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com