JAKARTA, KOMPAS.com - Sardiman (54) adalah seorang porter di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Ia sudah bekerja sebagai kuli angkut di terminal itu sejak 1992, meski sempat berhenti pada tahun yang sama dan kembali lagi pada 2014.
Sebagai seorang kuli angkut, Sardiman menafkahi istri dan enam anak-anaknya melalui pendapatan harian.
Namun, pandemi Covid-19 membuat pendapatan hariannya berhenti karena terminal sempat ditutup total.
Baca juga: Tak Selalu Uang, Sardiman Ikhlas Meski Dibayar Pakai Rokok dan Beras Saat Angkut Barang Penumpang
Nihilnya aktivitas antar-jemput penumpang membuat Sardiman terpaksa berdiam diri saja di rumah.
"Kebetulan dua anak saya masih kerja. Alhamdulillah setiap bulan dibantu untuk beli beras dan makanan sehari-hari," ucap Sardiman di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (26/4/2023).
Saat terminal mulai dibuka kembali, Sardiman langsung bekerja dengan semangat.
Ia tidak putus asa meski mendapat cukup banyak penolakan dari para penumpang.
Pasalnya, pada saat itu sebagian besar masyarakat masih khawatir akan tertular Covid-19 jika barang-barangnya dibawa oleh orang asing.
"Dulu lumayan dapat penghasilan walau masih jarang. Cuma ya dapat Rp 30.000-Rp 40.000 per hari. Turun banget pendapatan," ujar dia.
Baca juga: Cerita Sardiman Angkut Barang Lansia Dibayar Rp 5.000: Saya Kerja Sambil Menolong
Namun, Sardiman menolak untuk menyebut pengalaman itu sebagai sesuatu yang menyedihkan dan dianggap sebagai duka dari pekerjaannya sebagai kuli angkut.
Sebab, sekecil apa pun nominal yang Sardiman bawa pulang saat pandemi Covid-19 masih bisa menafkahi keluarganya.
"Kalau orang ngasih sedikit, itu enggak duka. Saya tetap senang karena itu penghasilan. Saya masih bersyukur ada yang memberi walau sedikit. Enggak sedih atau berduka," tegas dia.
Pada hari-hari biasa di luar momen libur nasional, pendapatannya berkisar Rp 50.000-Rp 80.000 per hari.
Pendapatan itu Sardiman terima sebelum, dan kini sesudah Covid-19 melanda.
Baca juga: Cerita Sardiman yang Rela Jadi Kuli Angkut Tanpa Libur demi Makan Keluarga
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.