Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pengakuan Korban yang Ditabrak Terduga Anak Polisi di Cijantung pada 2022

Kompas.com - 12/05/2023, 10:20 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Giuseppe dan orangtuanya ditabrak ARP, seseorang yang diduga anak perwira Polri.

Kecelakaan terjadi di seberang Balai Komando, Jalan RA Fadillah, Cijantung, Jakarta Timur, pada 2 Juli 2022.

Kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023), Giuseppe mengungkapkan, peristiwa itu sudah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur pada 10 Juli 2022.

Laporan teregistrasi dengan nomor LP/A/1198/VII/2022/SPKT.SATLANTAS/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA.

Baca juga: Saat Terduga Anak Polisi Tersangka Penabrak Warga di Cijantung Masih Bebas Berkeliaran...

Namun, kasus tersebut belum tuntas sampai saat ini.

"Saya memohon kepada pihak berwenang yang saya hormati, agar dapat membantu menyelesaikan (kasus) secara bijaksana dan adil untuk proses hukum yang sedang kami tunggu sebagaimana kelanjutannya," kata Giuseppe.

Ada beragam hal yang turut disampaikan Giuseppe terkait kasus kecelakaan, termasuk ARP yang masih bebas berkeliaran.

Berikut hal-hal yang diungkapkan korban:

1. Berawal mobil mogok di tepi kanan jalan

Orangtua Giuseppe awalnya sedang mengendarai mobil Kijang Grand berpelat nomor B 2172 CV di Jalan RA Fadillah menuju kontrakan sang anak.

Sekitar pukul 00.45 WIB, mobil itu mogok di tepi kanan jalan. Orangtua Giuseppe tidak mampu mendorong mobil ke tepi kiri.

"Kira-kira jam 12.45 WIB, ibu saya telepon kalau mobilnya mogok. Lokasi tepatnya di seberang Balai Komando," ujar Giuseppe.

Lokasi kontrakan Giuseppe berjarak cukup dekat dengan lokasi mobil mogok, hanya perlu ditempuh dalam waktu sekitar lima menit.

Baca juga: Saat Terduga Anak Polisi Masih Melenggang Bebas Usai Tabrak Satu Keluarga di Cijantung

Giuseppe pun berangkat menggunakan motor untuk membantu memperbaiki mesin mobil. Setibanya di lokasi, Giuseppe langsung memeriksa mesin mobil.

Pada saat itu, Giuseppe berada di depan mobil, ayahnya di dekat pintu mobil samping kursi pengemudi, dan ibunya di dalam mobil.

Di saat yang sama, ARP tengah berkendara menggunakan mobil Kijang Inova berpelat nomor B 1909 PRL.

"Saya baru ngomong, 'Tolong starter mobil'. Begitu saya minta tolong, langsung ditabrak. Langsung kejadian itu. Interval waktu saya datang sampai kejadian enggak sampai lima menit," tutur dia.

2. Ditabrak sampai terpental

ARP diduga mengendarai mobil dengan dengan kecepatan kencang. Sebab, Giuseppe dan ayahnya sampai terpental akibat ditabrak mobil ARP.

Giuseppe terpental ke arah tengah jalan dan ayahnya terpental ke separator pembatas jalur.

Sementara itu, ibunya yang berada di dalam mobil ikut terdorong akibat hantaman mobil pelaku.

3. Mobil pelaku ringsek

Giuseppe tidak mengetahui kecepatan pasti dari mobil yang dikendarai ARP. Namun, ia berasumsi kecepatannya cukup tinggi dilihat dari mobil ARP yang ringsek.

"Kerusakan mobil penabrak, sampai hancur bagian depannya. Air bag di kursi pengemudi dan penumpang sampai lepas," kata dia.

Berdasarkan foto yang diterima Kompas.com, bagian depan mobil ARP tampak ringsek. Bagian depan kap mesin terlihat patah dan bemper copot.

4. Pelaku diduga lengah karena mengambil HP

Pada saat kejadian, Jalan RA Fadillah masih cukup ramai pengendara motor dan mobil yang melintas. Sebab, jalanan itu merupakan salah satu akses utama menuju Kelapa Dua, Depok.

"Makanya saat kejadian, saya langsung ditolongin dan langsung ramai," kata Giuseppe.

Baca juga: Diajak Mediasi, Ibu Pelaku Penabrakan di Cijantung Pamer Status Sebagai Keluarga Aparat

Meski terpental, Giuseppe masih dalam keadaan sadar. Ia pun menanyakan keberadaan penabraknya kepada warga.

Setelah melihat ARP keluar dari mobil, Giuseppe langsung menanyakan alasan dirinya ditabrak.

"Saya tanya, kenapa (menabrak). Sampai ada apa-apa sama ayah saya, pasti akan saya cari. Pelaku bilang, katanya lagi ambil HP yang jatuh," ungkap dia.

5. Pelaku tidak menolong usai menabrak

Setelah ditabrak, Giuseppe dan orangtuanya hanya ditolong oleh warga yang melintas. Sementara itu, ARP hanya diam saja.

"Dia diam aja ditahan warga. Saya enggak lihat dia mendekat ke arah saya (untuk berusaha menolong)," tutur Guiseppe.

"Pelaku cuma diam, ditahan sama orang. Kalau kabur enggak mungkin karena kondisi mobilnya rusak parah," imbuh dia.

6. Dijanjikan ganti rugi

Giuseppe sekeluarga langsung dibawa ke RSUD Pasar Rebo untuk ditangani lebih lanjut. ARP bersama keluarganya juga datang untuk menemui keluarga Giuseppe.

Pada saat itu, terjadi obrolan antara ibu ARP dan ibu Giuseppe. Ibu pelaku mengatakan, seluruh biaya akan diganti secara penuh.

"Tadinya saya sudah ingin laporkan ke polisi karena ini kecelakaan lalu lintas," ungkap Giuseppe.

"Karena ada informasi dari keluarga pelaku yang bilang akan mengganti seluruh biaya pengobatan dan (kerusakan) kendaraan, kami anggap damai," sambung dia.

Baca juga: Diajak Mediasi, Ibu Pelaku Penabrakan di Cijantung Pamer Status Sebagai Keluarga Aparat

Giuseppe mengaku menyesali keputusan itu. Ia merasa, seharusnya keluarganya langsung melaporkan kecelakaan itu.

7. Pelaku pamer status keluarga aparat saat mediasi

Setelah dirawat di RSUD Pasar Rebo, Giuseppe dirujuk ke rumah sakit lain. Sebab, cedera yang dialami tidak bisa ditangani oleh RSUD Pasar Rebo.

Alhasil, biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan juta rupiah.

Pada 8 Juli 2022, ibu ARP bertemu dengan kakak dan kakak ipar Giuseppe di Mal Cijantung untuk mediasi soal biaya pengobatan dan perbaikan kerusakan kendaraan.

Baca juga: Ditabrak Anak Polisi di Cijantung Setahun Lalu, Korban Sebut Tak Pernah Dapat Ganti Rugi

Giuseppe menuturkan, ibu ARP malah bertindak arogan terhadap keluarganya saat diajak mediasi.

Ibu ARP membawa-bawa status bahwa dirinya merupakan anggota keluarga kepolisian.

"Ibunya agak arogan ke kakak dan kakak ipar saya, sampai bilang, 'Enggak usah saling menekan, enggak usah saling mengancam. Kami akan bertanggung jawab penuh, kami enggak mungkinlah manusia enggak punya hati. Saya ini aparat ya'," ungkap dia.

9. Mediasi tidak membuahkan hasil

Selain arogan, keluarga ARP juga tampak seperti hendak lepas tangan dari tanggung jawab mereka.

Dalam pertemuan pada 8 Juli 2022, kakak dan kakak ipar Giuseppe sudah menyampaikan biaya sementara yang dikeluarkan untuk mengobatinya.

Namun, keluarga ARP justru memberikan respons negatif.

"Kenapa saat di RSUD Pasar Rebo berani kasih pernyataan untuk mengganti penuh biaya pengobatan dan (perbaikan) kendaraan, tapi pas sudah disampaikan biaya sementara pengobatan, seperti lepas tangan?" sambung dia.

Hal inilah yang membuat ibu Giuseppe, didampingi kakak dan kakak ipar Giuseppe, melapor ke Polres Metro Jakarta Timur pada 10 Juli 2022.

10. Merasa dijebak

Setelah keluarga Giuseppe membuat laporan, ada dua mediasi yang kembali dilakukan keluarga ARP dan Giuseppe.

Mediasi berlangsung pada September 2022 dan Maret 2023. Dua sesi ini juga tidak menghasilkan titik terang.

Bahkan, pada mediasi terakhir, Giuseppe merasa dijebak keluarga ARP. Ini terungkap dari pernyataan salah satu pengacara keluarga ARP.

Pengacara keluarga ARP menyebut kakak dan kakak ipar Giuseppe meminta kendaraan segera diperbaiki dalam mediasi pada 8 Juli 2022.

Padahal, kata Giuseppe, keluarganya tidak ada membahas soal kendaraan dalam mediasi itu.

Baca juga: Anak Perwira Polri Tabrak Satu Keluarga di Cijantung, Pelaku Disebut Diam dan Tak Beri Pertolongan

Giuseppe mengungkapkan, pernyataan pengacara keluarga ARP mengacu pada peristiwa yang terjadi usai kecelakaan.

Kebetulan, Jalan RA Fadillah berada di dalam kompleks Kopassus. Pada saat itu, ada pihak Kopassus yang membantu mengamankan motor Giuseppe dan mobil orangtuanya, serta mobil ARP.

"Saya enggak ingat namanya siapa. Cuma dia menengahi. Katanya kendaraan kami ditaruh di tempatnya sampai ada keputusan lebih lanjut," ungkap Giuseppe.

Keputusan yang dimaksud adalah jika pihak Giuseppe dan ARP sudah damai, mereka dipersilakan mengambil atau memperbaiki kendaraan yang dititipkan sementara.

Akan tetapi, Giuseppe menerima kabar yang mengejutkan keesokan harinya.

"Saya diinformasikan bahwa mobil sudah diderek ke bengkel kenalan keluarga penabrak. Padahal kami enggak ada meminta itu sama sekali. Inilah yang membuat kami merasa dijebak," kata dia.

11. ARP masih bebas

Usai ibu korban melapor pada 10 Juli 2022, pihak kepolisian mengatakan bahwa Giuseppe dan orangtuanya akan diperiksa.

Namun, mereka baru diperiksa pada Agustus 2022 karena menunggu Giuseppe dalam kondisi yang lebih baik dan keluar dari rumah sakit.

"Info dari penyidik saat saya di-BAP, pelaku akan di-BAP tidak lama setelah saya. Cuma, saat SP2HP (surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan) saya terima, pelaku baru di-BAP 1 Desember. Jedanya jauh banget," tutur Giuseppe.

Setelah itu, para saksi yang merupakan rekan kerja Giuseppe juga diperiksa. Lalu, olah TKP dilakukan dan SP2HP pun akhirnya diterbitkan.

Dalam surat itu, ARP disebut sudah ditetapkan sebagai tersangka penabrakan. Namun, hingga kini ARP belum ditahan.

"Udah keluar SP2HP kok enggak ada kejelasan proses. Udah tersangka kok sampai sekarang enggak ada tindakan, belum ada tindaklanjut seperti penahanan," kata Giuseppe.

Baca juga: Ditabrak Anak Polisi Saat Mobilnya Mogok, Warga Cijantung Terpental Hampir ke Tengah Jalan

Seorang penyidik pun telah menginformasikan bahwa berkas lengkap laporan Giuseppe akan diberikan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur.

"Berkas lengkap laporan saya katanya akan dikasih ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur awal Januari 2023, ternyata sampai sekarang belum ada kejelasan," ungkap Giuseppe.

"Setelah saya naikkan (utas) di Twitter (4/5/2023), baru dijawab sama Polres Metro Jakarta Timur (pada tanggal yang sama), bahwa dalam seminggu, penyidikan akan selesai. Kenapa pas saya viralkan baru gerak cepat?" imbuh dia.

Sementara itu, kepolisian belum memberi tanggapan atas perkara ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com