Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Ingatkan Pemkot Jaksel, Jangan Bangun Drainase Vertikal di Trotoar

Kompas.com - 17/05/2023, 12:45 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengigatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan tidak membangun drainase vertikal di trotoar.

Selain merusak fasilitas pejalan kaki, Nirwono menilai, drainase vertikal yang dibuat di trotoar tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengatasi banjir.

"(Drainase vertikal) di atas trotoar tidak berfungsi efektif sama sekali saat hujan lebat," ujar Nirwono saat dihubungi, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: 200 Drainase Vertikal di Jaksel, Fungsinya Dinilai Lebih Efektif dibanding Sumur Resapan

Nirwono mengatakan, drainase vertikal lebih efektif dibangun di tepi jalan, tepatnya di sisi saluran air di lokasi yang kerap tergenang atau rawan banjir.

"Drainase vertikal dapat pula dibangun dekat saluran air, di kiri-kanan jalan yang sering tergenang," ucap Nirwono.

"Pada dasarnya sumur resapan dan drainase vertikal sebenarnya tidak berbeda, hanya beda istilah saja," sambung dia.

Baca juga: Pengerjaan 200 Drainase Vertikal di Jaksel Ditarget Rampung Akhir Juni

 

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan akan membangun 200 drainase vertikal. Pembangunan ditargetkan selesai akhir Juni 2023.

200 titik drainase vertikal itu direncanakan tersebar di 10 kecamatan di Jakarta Selatan. Masing-masing kecamatan akan memiliki 20 drainase vertikal

Kepala Suku Dinas (Kasudin) SDA Jakarta Selatan Santo mengatakan, 200 drainase vertikal yang dibangun memiliki kedalaman 20-25 meter per unit.

Pembangunan diawali dengan menggali tanah sampai kedalaman tiga meter, lalu memasang buis beton berdiameter satu meter.

"Tahap selanjutnya adalah tanah dibor sedalam sekitar 20 meter dengan menanam pipa sebesar 4 inci," ucap Santo.

"Drainase vertikal model baru ini dilakukan supaya penanganan banjir dan genangan bisa lebih maksimal,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com