Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala "Hujan" Peluru Tewaskan Heri Hartanto di Depan Kampus Trisakti...

Kompas.com - 19/05/2023, 08:11 WIB
Rizky Syahrial,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Heri Hartanto adalah salah satu dari empat orang korban yang meninggal dunia dalam peristiwa penembakan Trisakti, 12 Mei 1988.

Heri yang merupakan bagian dari demonstran pendukung reformasi mengalami luka tembak pada bagian punggung.

Heri dinyatakan meninggal dunia di tempat setelah timah panas yang diduga berasal dari senapan aparat merubuhkan tubuhnya di tengah massa.

Kompas.com mendatangi kediaman orang tua Almarhum Heri, di kawasan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

Ibunda Heri, Lasmiati (64) menyambut baik kedatangan kami.

Baca juga: Tangis Pilu Karsiyah, Ibunda Hendriawan Korban Tragedi Trisakti 1998: Dia Janji Akan Pulang...

 

Lasmiati yang dulu aktif berbicara di depan media soal menuntut keadilan kematian anaknya, kini sudah terlihat berumur.

Heri merupakan anak laki-laki pertama dan satu-satunya dari keluarga Lasmiati. Sedangkan dua adik Heri adalah perempuan.

Heri berumur 22 tahun saat tragedi itu terjadi. Ia juga sedang berkuliah di Universitas Trisakti semester enam jurusan teknik mesin.

Di sela perbincangan kami di dalam rumahnya, Lasmiati memperlihatkan foto terakhir Heri yang berwarna hitam putih.

Di foto itu, Heri muda berambut ikal dengan alis tebal. Ia bertubuh tegap dan memakai dasi hitam dengan kemeja putih.

Baca juga: Bagaimana Penyelesaian Tragedi Trisakti 12 Mei 1998?

Foto Heri terlihat seperti baru dibingkai dengan warna emas. Sesekali, Lasmiati melihat ke arah foto anaknya yang digantung di dinding rumahnya.

Tak lama, Lasmiati membagikan kisah yang ia dengar saat kejadian berdarah yang menewaskan putra sulungnya itu.

Momen tewasnya Heri

Awalnya, Lasmiati mengetahui jika Heri saat itu sedang melaksanakan ujian semester di Kampus Trisakti.

Setelah ujian itu, kampusnya mengadakan orasi menuntut Presiden Soeharto turun dari kursi kepresidenan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com