BEKASI, KOMPAS.com - Hal tak menyenangkan dialami oleh Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.
Pasalnya, kalimat umpatan kepada dirinya muncul di running text di dua tempat yang berbeda.
Kejadian itu sontak membuat geger publik dan buru-buru ditindaklanjuti pemerintah kota (Pemkot) Bekasi.
Baca juga: Running Text Bertuliskan Plt Wali Kota Bekasi Bobrok Terpampang di Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi
Running text bertuliskan "Plt Wali Kota Bekasi Bobrok" muncul di bangunan halaman depan gedung Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi.
Momen itu terjadi ketika Tri Adhianto datang untuk melepas rombongan jemaah haji asal Kota Bekasi, Kamis (25/5/2023) sore.
Kalimat umpatan yang ditujukan kepada Tri Adhianto itu juga dilengkapi tiga tanda seru dengan tulisan warna merah.
"PLT WALIKOTA BEKASI BOBROK!!!" bunyi kalimat dalam running text itu.
Menanggapi hal tersebut, Pranata Humas Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi, Fitsa Baharuddin menyampaikan permohonan maaf.
"Kami atas nama UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi menyampaikan permohonan maaf dengan insiden yang baru terjadi. Itu di luar dari dugaan kami, di luar kehendak kami semua," ujar Fitsa kepada wartawan, Kamis.
Baca juga: Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi Minta Maaf Soal Running Teks Plt Walikota Bekasi Bobrok!!!
Ia belum mengetahui apa penyebab dan siapa di balik munculnya tulisan tersebut.
Pihak Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi pun akan mencari tahu bagaimana running text itu muncul secara tiba-tiba.
"Saya belum bisa memastikan dari pihak luar, karena ini belum ada upaya kami mencari tahu penyebabnya apa. Kami juga tidak bisa menuduh si A, si B, atau si C," jelas Fitsa.
Terkait tulisan "Plt Walikota Bekasi Bobrok!!!" yang muncul di running text Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi, Fitsa menduga hal itu didalangi pihak luar.
Baca juga: Kalimat Plt Wali Kota Bekasi Bobrok!!! Muncul di Running Text, Pelakunya Diduga Orang Luar
Dugaan itu muncul karena pihak embarkasi menyebut tidak ada operator yang mengendalikan running text tersebut.
"Kalau operator sejak di perawatan berkala kemarin itu tidak ada operator yang mengendalikan di internal kami," jelas Fitsa.