KOMPAS.com - Kemacetan menahun yang terjadi di kawasan Sekolah Dasar (SD) Global Islamic School berimbas pada aktivitas masyarakat sekitar.
Ketua RW dan sejumlah Ketua RT yang ada di lingkungan tersebut mempertanyakan kompensasi yang harusnya diterima warga dari pihak sekolah akibat kemacetan yang ditimbulkan.
"Macet, kan harus ada sumbangsih juga ke lingkungan. Memang itu yang kita minta (sumbangsih). Namanya kan pemberdayaan lingkungan," ucap Ketua RW 03 Kecamatan Kramat Jati, Bale Kambang, Jakarta Timur, bernama Aan Noermansyah saat ditemui Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Macet di Depan GIS Condet, Kendaraan Antre Masuk ke Area Sekolah
Kata Aan, sejumlah wilayah RT yang terdampak kemacetan GIS yakni RT 01, RT 05, RT 10, dan RT 11.
"Itu harus dipikirkan juga buat partisipasi wilayah, itu (sumbangsih) harus ada," ucap Aan lagi.
Aan juga berpesan, bila pihak GIS memang membagikan suatu bantuan yang bersifat sosial, baiknya harus disebarkan merata ke seluruh RT/RW yang terkena kemacetan.
"Kalau mau bagi sesuatu yang sifatnya sosial itu harus rata, jangan nggak rata," tutur dia.
Baca juga: Jukir Dekat GIS Pusing Tiap Hari Macet: Yang Kerja, yang Antar Anak, Enggak Ada yang Mau Ngalah
Hal serupa juga disampaikan Zain selaku Ketua RT 01.
Menurut Zain, sebelumnya GIS kerap membagikan kupon saat momen Idul Fitri dan Idul Adha, yang dianggap sebagai kompensasi kemacetan;
"Kalau dulu mungkin masih ada kompensasi buat warga sekitar, biasanya pemberian paket beras menjelang Idul Fitri, menjelang Idul Adha juga biasanya ada pembagian daging qurban," kata Zain.
Namun, sejak dua tahun terakhir kupon tersebut sudah tidak ada lagi.
Padahal dengan adanya kupon, bisa membuat warga sekitar yang terkena macet lebih menerima keadaan.
"Tapi sekarang ini hilang, dalam arti 'kalaupun macet tapi ada kompensasi, hatinya agak adem lah'," ujar Zain lagi.
Baca juga: Keluhkan Macet Depan GIS Condet, Warga: Satu Anak, Satu Mobil, Pantas Macet...
Selain itu, baik Aan dan Zain juga sama-sama menyarankan supaya pihak pengelola sekolah menambah serta memperluas lagi lahan parkir mereka.
"Saya kan suka makan soto dekat situ (GIS), kalau saya lihat parkirnya, buset deh, jadi dari dia itu untuk sarana parkirnya harus dipikirkan lebih luas, kan sekolah elit, sekolah mahal," pungkas Aan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.