Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turap Rumah Warga Cilodong Dua Kali Jebol dalam 2 Pekan Imbas Luapan Kali

Kompas.com - 06/06/2023, 15:19 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dinding turap rumah warga di Jalan Kampung Kali Baru, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, telah dua kali jebol.

Madih (60), pemilik rumah, mengungkapkan bahwa dinding turap rumahnya pertama kali jebol dua pekan lalu.

"Ini (turap) sebelumnya memang sudah jebol. Pertama jebol itu sekitar dua minggu lalu," ungkap dia saat ditemui di kediamannya, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Akibat Luapan Kali, Dinding Turap Rumah Warga Cilodong Depok Jebol

Saat itu, ia bersama keenam anggota keluarganya sedang berada di rumah.

Ketika hujan deras, seperti biasanya, kali yang berada di samping kediaman Madih meluap. Akibat tergerus derasnya air luapan kali tersebut, turap kediaman Madih jebol.

Terdengar suara cukup kencang saat itu.

"Suara (jebolnya turap) kencang, saya sama yang lain kaget. Pas keluar (kediaman), ternyata turapnya jebol," ungkap Madih.

"Waktu yang pertama, (suara) ambruknya memang orang-orang bilang kayak bom, duar," lanjut dia.

Baca juga: Kritikan Setelah Formula E Selesai, Klaim Tiket Habis Disebut Gimmick dan Diprediksi Merugi

Setelah itu, pihak kelurahan dan perangkat RT/RW setempat memperbaiki dinding turap kediaman Madih.

Akan tetapi, dinding turap kediaman Madih hanya dipasang pagar seng dengan rangka bambu. Dinding turap itu tak diperbaiki secara permanen.

"Setelah ambrol pertama, dipasang bambu-bambu saja. Kata lurah, RT/RW, tunggu saja diperbaiki. Ya ini, sampai sekarang, sampai ambrol lagi," kata dia.

Sementara itu, saat dinding turap kediamannya jebol untuk kedua kalinya, Madih bersama sang cucu tengah berada di teras rumah yang menghadap kali pada Senin kemarin.

Baca juga: Sebut Luhut di Luar Negeri, 5 Jaksa Dilaporkan karena Diduga Berbohong di Sidang

Saat itu, sebagian Kota Depok diguyur hujan deras. Kali di dekat kediaman Mahdi lantas meluap.

Kemudian, beberapa batu yang dijadikan turap sementara di dinding rumahnya yang menghadap ke kali satu per satu jatuh.

"Saya lagi berdua-duaan nih sama cucu-cucu saya di sini. Nah batu-batu itu jatuh, bruk bruk bruk, jatuh," sebut dia.

Tak hanya bebatuan, bambu yang juga dijadikan turap sementara turut jatuh.

Madih mengaku tidak merasakan guncangan saat bambu dan bebatuan berjatuhan. Sebab, dinding turap kediamannya memang sudah jebol dua pekan lalu.

"Kalau kemarin enggak ada guncangan. Cuma retak-retak, brek," ucap dia.

Baca juga: Balada Saluran Air di Ruko Pluit: Dulu Dipaksa Bongkar, Kini Dicor Kembali karena Makan Korban

Menurut Madih, bambu serta bebatuan itu hanyut di kali. Karena masih hujan deras, Madih dan warga setempat tak bisa berbuat banyak. Mereka hanya melihat peristiwa ambruknya dinding turap tersebut.

Pada Senin malam, petugas kelurahan setempat baru memasang turap sementara di dinding kediaman Madih yang menghadap kali.

Hingga Selasa siang, petugas kelurahan setempat masih memasang turap sementara di kediaman Madih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com