Alasan lainnya, mereka mengira pembuatan septic tank membutuhkan lahan luas sehingga memilih membuang limbah tinja langsung ke kali.
Baca juga: Bertahun-tahun Diberi Wejangan Jangan Buang Tinja ke Kali, Warga Ujung Menteng Selalu Cuek
"Berbagai alasan mereka (katakan) agar bisa menghindar dan enggak mau buat septic tank. Dengan alasan apa pun, prinsipnya tetap enggak boleh buang air besar sembarangan," tegas Agus.
Komplain yang menggunung perihal kondisi Kali Irigasi membuat Lurah akhirnya melayangkan surat untuk pengurus RT, RW, dan pemilik bangungn.
Namun surat teguran itu tidak cukup menggerakkan warga untuk membuat septic tank.
Tidak ada satu pun penghuni bantaran Kali Irigasi yang tergerak untuk membuat lubang pembuangan limbah kloset.
Padahal, pengurus RT dan RW setempat sudah membantu dalam menegur para penghuni.
Sebab, yang dirugikan bukanlah mereka lantaran aliran air terus mengalir.
Pihak yang dirugikan adalah penghuni rumah di luar RT dan RW tersebut yang tinggal di dekat aliran kali dan dilewati limbah tinja.
Baca juga: Bertahun-tahun Diberi Wejangan Jangan Buang Tinja ke Kali, Warga Ujung Menteng Selalu Cuek
Komplain pun terus berdatangan sampai akhirnya muncul gerakan "Zero BABS" atau "Zero BAB Sembarangan" pada 2023.
Gerakan ini bertujuan untuk menjaga aliran kali di kelurahan itu bebas dari limbah tinja.
Dalam menjalankan gerakan Zero BABS, Agus mengatakan, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk melakukan musyawarah dengan para penghuni bantaran Kali Irigasi di RT 001/RW 08.
Namun, rencananya gerakan itu juga akan digalakkan ke RW 01 sampai RW 04.
"Dalam musyawarah, langsung saya minta untuk warga tentukan titik pembuatan lubang septic tank," ujar Agus.
Baca juga: Warga Ujung Menteng Bertahun-tahun Buang Tinja ke Kali, Baru Nurut Usai Dibuatkan Septic Tank
"Kelurahan menegaskan akan membantu penggalian dan pembuangan tanah oleh PPSU Kelurahan Ujung Menteng," sambung dia.
Sementara itu, warga hanya perlu menyiapkan bujet untuk material yang dibutuhkan dalam pembuatan lubang tersebut.