JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus pembunuhan Ade Yunia Rizabani alias Icha, Rudolf Tobing, menjalani masa tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Saat ini, Rudolf masih menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas perbuatan yang dilakukannya pada 17 Oktober 2022.
Pria kelahiran 1986 itu mengaku bersyukur karena tetap diperlakukan manusiawi oleh penjaga rutan dan rekan tahanan. Ia juga tetap bisa beribadah dan melayani di gereja yang berlokasi di dalam rutan.
Rudolf merasa, perlakuan yang diterimanya itu adalah karunia dari Tuhan.
“Tuhan izinkan saya masih bisa gabung di gereja. Orang-orang di gereja masih menerima saya sebagai manusia yang pernah khilaf, gitu, ya,” tutur Rudolf saat berbincang dengan Kompas.com di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Ingin Bertemu Keluarga Korban yang Dibunuh, Rudolf Tobing: Mau Minta Maaf Personal
Rudolf pernah mendengar bahwa orang-orang di dalam penjara akan berangsur menjadi lebih jahat atau makin baik. Dia pun berusaha menjadi orang yang lebih baik.
“Ya, saya memilih harus jadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana pun juga saya berutang dan cuma ini yang bisa (saya) balas ke Tuhan,” ujar dia.
“Saya enggak bisa bayar lunas utang saya ke Tuhan dengan segala kebaikan yang saya terima,” lanjut Rudolf.
Di Rutan Salemba, Rudolf mendapat julukan "abang mutilasi’ dari rekan-rekan tahanannya.
Sebab, pernah ada isu beredar Rudolf memutilasi tubuh korban sebelum membuangnya ke kolong Tol Becakayu, Bekasi.
“Saya enggak tahu siapa yang menyebarkan asumsi saya motong-motong atau mutilasi. Saya di penampungan kadang tahanan bercanda gitu. 'Awas lo nanti tiba-tiba lo pagi-pagi dijadiin enam bagian, lima bagian',” tutur Rudolf.
Awalnya, pria kelahiran Jakarta itu merasa risih dan tertekan dengan keadaan itu. Namun, lambat laun Rudolf akhirnya pasrah.
“Saya sampai capek sendiri, karena waktu saya baru turun, baru pertama masuk di tempat registrasi dan masuk tempat penampungan, lalu dipindahin ke blok, setiap pos ditanya, berapa bagian saya potong mayat itu,” lanjut dia.
Baca juga: Awalnya Risih, Rudolf Tobing Kini Pasrah Dijuluki Abang Mutilasi di Rutan Salemba
Rudolf akhirnya memutuskan untuk menanggapi pertanyaan itu dengan guyonan.
“Setiap saya harus cerita ulang, cerita ulang, sampai akhirnya satu titik saya capek juga. Sekarang, kalau ada yang nanya, (saya bercandain), nasi bungkus, ya!” canda dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.