JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, ramai keluhan soal mahalnya uang kuliah tunggal (UKT) yang harus dibayar mahasiswa baru setelah dinyatakan lulus seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) Universitas Indonesia (UI) 2023.
Keluhan salah satunya disampaikan oleh siswi SMA Negeri 3 Jakarta bernama Sabrina Syifa yang diterima di jurusan Sastra Perancis Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI lewat SNBP tahun ini.
Sabrina mengaku kebingungan, lantaran UKT yang harus dia bayar cukup jauh dari dana yang telah disiapkan sebelumnya.
"Dapat nominal UKT Rp 15 juta, nominal UKT-ku cukup jauh dari perkiraan dana yang sudah aku sisipkan," ujar Sabrina saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2023).
Baca juga: UI Beri Pilihan Cicil UKT hingga Carikan Beasiswa untuk Mahasiswa yang Terkendala Biaya
Hal serupa juga dirasakan oleh Rachel. Salah satu lulusan SMA negeri di Kota Batam, Kepulauan Riau, itu diterima di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI.
Awalnya Rachel harus membayar UKT golongan 10 sebesar Rp 15 juta per semester. Namun, setelah Rachel mengajukan banding, biaya UKT-nya turun menjadi Rp 10 juta per semester.
Menurut Rachel dan Sabrina, selain mereka, banyak teman-temannya, mahasiswa baru SNBP UI, yang bernasib sama.
"Masih banyak yang UKT-nya enggak diturunin. Aku ada lihat orang yang lagi mikir, apa harus mundur dari UI karena UKT-nya tidak diturunkan," tutur Rachel.
Menanggapi ramainya keluhan soal UKT dari para calon mahasiswa baru (camaba), pihak UI menjamin, tidak akan ada camaba yang batal kuliah di UI karena persoalan ekonomi.
"Komitmen UI selama ini adalah tidak ada mahasiswa program sarjana dan vokasi reguler yang tidak dapat mengikuti pendidikan karena alasan finansial," ucap Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia Amelita Lusia kepada Kompas.com, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Soal UKT Mahal, Pihak UI: Tidak Ada yang Tak Jadi Kuliah karena Masalah Finansial
Sebab, kata Amel, golongan UKT di UI ditetapkan dengan pertimbangan berbagai variabel sosio-ekonomi dari penanggung biaya studi mahasiswa.
"Hal itu yang kami kedepankan dalam mekanisme penetapan tarif kuliah," tutur dia.
Data tentang kondisi sosio-ekonomi mahasiswa pun diperoleh dari mahasiswa itu sendiri.
Lalu, apabila mahasiswa yang bersangkutan merasa UKT-nya tak sesuai kondisi sosio-ekonomi, ada mekanisme peninjauan kembali yang bisa ditempuh.
Baca juga: Curhat Maba UI Harus Bayar UKT Rp 15 Juta Per Semester: Mahal Banget, Akhirnya Banding
Amel berkata, jika sudah mendapat penetapan UKT, mahasiswa bisa mengajukan cicilan dalam satu semester dengan tiga kali pembayaran.
Lalu, bagi mahasiswa yang kesulitan finansial, UI akan membantu mencarikan beasiswa.
Selain itu, pihak kampus telah menyediakan program magang atau kerja paruh waktu di lingkungan kampus UI.
Lewat program magang atau kerja paruh waktu ini, mahasiswa akan mendapat imbalan berupa uang saku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.