Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Terminal Pulogadung Tertunda Bertahun-tahun Karena 'Kalah' dengan PKL

Kompas.com - 09/07/2023, 08:23 WIB
Firda Janati,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penataan ulang Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, yang sudah direncanakan sejak 2021, kalah oleh pedagang kaki lima (PKL). Hingga saat ini, PKL-PKL masih menduduki salah satu sisi lahan terminal dan menimbulkan kesan kumuh.

Kepala Terminal Pulogadung Suratman mengungkapkan, pihaknya sudah tiga kali memberikan surat pemberitahuan sekaligus sosialisasi kepada PKL agar membongkar sendiri lapak mereka karena terminal akan direvitalisasi. 

"Surat pemberitahuan sudah diberikan dari  2021 sampai 2023. Sudah tiga kali pemberitahuan dari UPT Terminal Angkutan Jalan," kata Suratman di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (7/7/2023). 

Baca juga: Rencana Penataan Ulang Terminal Pulogadung yang Terganjal Kios-Kios Liar

Pihak UPT bahkan sampai mendatangi kios PKL-PKL tersebut satu per satu. UPT memberitahu, lahan tersebut bukanlah milik PKL, melainkan milik negara dan akan difungsikan sebagai area fasilitas publik. 

"Kami juga melakukan sosialisasi agar mereka paham  terminal harus difungsikan semestinya, bukan milik mereka pribadi," imbuh dia. 

Namun, komunikasi dari UPT belum membuahkan hasil hingga saat ini. 

Suratman melanjutkan, pada umumnya  para pedagang menolak  hengkang dari area terminal atas alasan bahwa usaha mereka telah menjadi penopang kehidupan perekonomian. Apabila tetap harus angkat kaki dari sana, para pedagang meminta dicarikan tempat berdagang lain.

Baca juga: Penataan Ulang Terminal Pulogadung Disambut Penolakan Keras dari Penghuni Kios Liar

Pihak UPT menegaskan, tidak bisa menjanjikan hal tersebut. 

"Kami tidak bisa menyediakan tempat (di area terminal) karena  satu, mereka di sini saja tidak dipungut biaya retribusi sejak 2021," jelas Suratman.

Para pedagang juga menyalahi penggunaan bangunan. Semula hanya untuk berjualan, kini jadi tempat tinggal dan bahkan mendirikan bangunan di atas saluran air. 

Dua kali sudah para pedagang menggelar aksi protes dengan mendatangi langsung Suratman di kantornya. Tetapi, permintaan pedagang tidak menemui titik terang karena dalam rencana penataan ulang Terminal Pulogadung, PKL yang berada di depan bangunan menara harus digusur. 

Baca juga: Kepala Terminal Pulogadung Akui Banyak Copet Berkeliaran, tapi Kini Sudah Berkurang

Selain pembongkaran kios, sejumlah fasilitas juga  akan ditambahkan di Terminal Pulogadung untuk membuat masyarakat merasa aman dan nyaman. Mulai dari taman, ruang tunggu calon penumpang yang nyaman, dan sebagainya. 

"Nanti juga akan ada ruang laktasi, dan ruang bermain anak. Kami ingin menghilangkan kesan-kesan negatif terminal, sehingga orang-orang yang ke sini merasa nyaman dan aman," ucap Sutarman.

Meski para pedagang masih bersikeras tetap berada di sana, Suratman menargetkan, penataan ulang harus dimulai pada tahun ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com