Kini, percakapan terakhir itu menjadi memori terakhir dia bersama sang anak. Maemanah mengaku merasa terpukul setelah anak satu-satunya itu berpulang.
"Saya sangat terpukul. Saya enggak bisa tidur. Saya cuma hidup berdua doang (dengan Afriyanto), ya pokoknya enggak bisa bayanginnya," tutur dia.
Baca juga: Api Luluh Lantakkan Rumahnya, Korban Kebakaran Tambora: Panik, Ada Orangtua di Dalam
Sementara itu, Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama menyebutkan ada 94 hunian milik warga yang hangus dilalap api.
Sebanyak 152 kepala keluarga dengan 537 jiwa terdampak insiden yang terjadi sekitar pukul 18.00 WIB itu. Kebakaran ini diduga akibat korsleting.
Putra menerangkan, kebakaran menyebabkan satu orang tewas yakni Afriyanto. Afriyanto disebut menghembuskan napas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.
"Korban saat itu mengalami sesak napas (saat kebakaran terjadi). Dia lantas dilarikan ke Puskesmas Tambora untuk mendapat pertolongan, tetapi nyawanya sudah tak tertolong dalam perjalanan," kata Putra saat dikonfirmasi, Minggu (9/7/2023).
Selain korban tewas, lanjut dia, ada dua korban yang mengalami luka-luka yakni Adit (24), petugas PPSU Kelurahan Pasar Baru yang mengalami luka bakar di bagian telapak kaki.
Baca juga: BERITA FOTO: Lara Warga Tambora Setelah Kebakaran Dahsyat Hanguskan Rumahnya
Korban berikutnya yakni Ketua RT 002 bernama Abi Sudrajat. Abi menderita luka sobek akibat pecahan kaca.
"Hampir empat jam proses pemadaman oleh 26 unit mobil pemadam kebakaran dan 150 personel Damkar," jelas Putra.
Sejauh ini, sebanyak 267 warga terdampak mengungsi di posko Kompleks SDN Duri Utara 1-6.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.