"Kami akumulasi dari luasan dan ketinggian (sampah), perkiraan kami, sekitar 3,5 juta metrik ton (sampah di TPA Cipayung)," ungkap Abdul.
"(Ketinggian sampah) sekitar 25 meter di atas permukaan tanah," imbuh dia.
Di satu sisi, Babai Suhaimi menilai Wali Kota Depok Mohammad Idris abai terhadap persoalan sampah. Sebab, Idris masih mengoperasikan TPA Cipayung.
Padahal, menurut Babai, TPA Cipayung dinilai sudah tak layak dioperasikan. Pasalnya, terjadi penumpukan sampah sejak 2019 di TPA tersebut.
"TPA Cipayung melebihi kapasitas dan sudah tidak layak untuk dijadikan tempat pembuangan sampah," tutur Babai, Rabu (12/9/2023).
Babai menyebutkan, Idris seharusnya membuat tempat pembuangan yang sekaligus mampu mengolah sampah alias tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Dengan demikian, volume sampah di Depok dapat berkurang.
Menanggapi kritikan Babai, Abdul Rahman mengungkapkan, TPST memang akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di TPA Cipayung, Depok.
TPST yang dibangun bakal mengolah sampah menjadi refused-derived fuel (RDF). RDF adalah bahan bakar pabrik semen setara batu bara muda yang diolah dari sampah.
TPST di Kota Depok nantinya mampu mengolah 300 ton sampah per hari menjadi RDF.
"(TPST) bisa mengolah 300 ton sampah per hari yang ada," ucap Abdul.
Baca juga: Pastikan TPST Cipayung Ramah Lingkungan, Pemkot Depok: Kalau Enggak, Masa Dibiayai APBN?
Menurut Abdul, proses pembangunan TPST berlangsung pada tahun ini. Prosesnya dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED), lalu dilanjutkan lelang jasa konstruksi.
"Untuk progresnya, 2023 ini akan dilakukan pembuatan DED, basic design, sampai dengan pelelangan (jasa konstruksi), semua dilakukan oleh Kementerian PUPR," ucap Abdul.
Abdul menyebutkan, berdasarkan informasi dari Kementerian PUPR, proses lelang jasa konstruksi akan rampung pada akhir 2023.
Dengan demikian, konstruksi TPST akan dibangun pada 2024 dan berlangsung selama setahun.
Berdasarkan lini waktu tersebut, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.