Dinas Kebudayaan DIY menilai, "pernikahan" Jojo-Luna menyimpang dari ketentuan.
"Sudah menjadi kewajiban Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melakukan aksi pelestarian fisik dan nilainya," tutur Dian
"Ketika terjadi penyimpangan yang berakibat pada terdegradasi dan terdistorsinya nilai dan marwah upacara daur hidup tersebut. Untuk itu, kami berupaya kejadian tersebut tidak akan terulang," lanjutnya.
Selain Dinas Kebudayaan DIY, tak sedikit warganet yang mengecam "pernikahan" Jojo-Luna. Warganet menganggap acara itu menghamburkan uang, menghina budaya, dan menyinggung soal agama.
Valen dan Nena juga meminta maaf ke Keuskuan Agung Jakarta karena dalam prosesi pernikahan kedua peliharannya terdapat sesi di mana Romo memercikkan air, layaknya pemberkatan dalam pernikahan dua insan manusia.
Baca juga: Pesta Pernikahan Anjing Jojo-Luna di PIK Libatkan 100 Orang Panitia
"Kami juga meminta maaf yang sebesar-besarnya ke Keuskupan Agung Jakarta dan seluruh umat Katolik untuk berita pemberkatan hewan yang disalahartikan," kata Nena.
"Sebenarnya yang terjadi hanyalah pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja di tanggal 4 Oktober untuk menghormati Santo Fransiskus Asisi," jelas Nena.
Oleh karena itu, kata dia, tradisi di agama Katolik itu diterapkan dalam acara "pernikahan" Jojo-Luna.
Setiap hewan peliharaan yang hadir pun dipersilakan untuk mengikuti sesi ini. Valen dan Nena pun berjanji tidak akan mengulang kesalahan serupa di kemudian hari.
"Kami berjanji tidak akan mengulangi lagi dan tidak akan terjadi lagi ke depannya," kata Nena.
(Penulis: Wasti Maria Simangunsong | Editor: Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.