JAKARTA, KOMPAS.com - Tangis nenek Ida pecah saat diberi tahu bahwa sang cucu, Pipin, hendak melakukan tawuran di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7/2023) dini hari.
Pipin merupakan satu dari tiga remaja yang ditangkap Tim Patroli Perintis Presisi (TPPP) Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel).
Ketiga remaja itu ditangkap saat menongkrong di sebuah warung sekitar pukul 03.30 WIB.
TPPP Polres Jaksel kemudian meminta orangtua atau wali ketiga remaja itu datang ke lokasi penangkapan. Namun, hanya nenek Pipin yang datang.
Ida datang setelah cucunya diinterogasi kurang lebih selama 15 menit.
Saat datang ke lokasi, raut wajah Ida seketika mengkerut. Ia khawatir cucunya akan diberi pelajaran oleh aparat kepolisian.
Ida kemudian meminta penjelasan polisi soal peristiwa yang sebenarnya terjadi. Salah satu polisi lalu mencerita duduk perkara penangkapan Pipin dan kedua temannya.
Polisi juga menceritakan kasus-kasus tawuran yang terjadi beberapa bulan terakhir dan berakhir tragis.
Mendengar cerita-cerita itu, tangis Ida seketika pecah. Ia tak menyangka bahwa sang cucu memiliki niat untuk tawuran.
Sebab, sang cucu izin kepadanya untuk sekadar berkumpul bersama teman-temannya guna menghabiskan malam.
Baca juga: Kisah Korban Penipuan Kerja di Bekasi, Dipaksa Bayar Uang Pelatihan lalu Kabur Diselamatkan Ojol...
Tangisan Ida semakin menjadi-jadi setelah polisi memutuskan untuk menyerahkan Pipin dan dua temannya kepada Satuan Reserse dan Kriminal Polsek Pancoran.
Ketiga remaja itu digiring ke Mapolsek Pancoran untuk dimintai keterangan lebih lanjut soal tawuran yang hendak dilakukan dini hari tadi.
Ketika sang cucu dimasukkan ke dalam mobil polisi, Ida sebenarnya ingin mencegah dan memberikan perlawanan.
Namun, dia tak memiliki kuasa dan hanya bisa terdiam kaku di pinggir jalan.
Sebagai salam perpisahan, Ida menggenggam tangan Pipin dan membisikkan kata-kata kepada sang cucu yang duduk di kursi bagian depan mobil.