Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Penyiraman Air Keras di Pulogadung Sebabkan Wajah Pelajar SMA Melepuh dan Resahkan Warga

Kompas.com - 11/08/2023, 09:33 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Terjadi aksi penyiraman air keras di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023) pukul 15.30 WIB.

Peristiwa ini menyebabkan wajah seorang pelajar SMA berinisial MA (16) melepuh, ibu dan anak turut terkena cipratan, dan membuat warga resah.

Penjaga warung minuman bernama Aldi (19) mengatakan, korban MA yang sedang berboncengan dengan temannya tiba-tiba disiram tepat di depan warungnya.

"Mereka enggak dihentikan para pelaku, langsung disiram saja. Mereka sebenarnya lagi jalan pelan-pelan naik motor, langsung disiram," ucap Aldi di lokasi, Kamis (10/9/2023).

Aldi melanjutkan, pelaku penyiraman air keras adalah sekelompok pelajar SMA seperti MA.

Baca juga: Sedang Naik Motor, Pelajar SMA Disiram Air Keras di Pulogadung

Mereka datang dari arah berlawanan dan sedikit memepetkan kendaraan saat menyiram MA dengan air keras.

Ali (32), warga setempat yang berada di lokasi, menambahkan bahwa para pelaku datang dengan mengendarai sejumlah motor.

"Gerombolan motor. Ada sekitar lima motor atau lebih. Pada boncengan, masing-masing motor boncengan tiga orang," tutur Ali.

Menurut saksi, MA langsung menghentikan motornya usai disiram air keras di depan warung Aldi.

Warga yang melihat sontak terkejut. Mereka langsung membantu MA menepikan motornya.

"Motornya dipinggirin dan langsung ditolong warga, dicuci mukanya pakai air bersih. Dia disiram pakai air keras yang ditaruh di dalam botol ukuran 600 mililiter," kata Aldi.

Sementara itu, Ali membantu MA dengan memanggil keluarganya yang bermukim di sekitar lokasi kejadian dan mengantar mereka ke sana.

Ali mengatakan, setelah mendapat pertolongan pertama, MA langsung dibawa ke klinik terdekat.

"Tapi korban langsung dirujuk ke RSUD Matramam, dan diarahkan ke RSCM (RS Cipto Mangunkusumo). Kondisi mukanya kelihatan melepuh. Kalau teman yang dibonceng enggak apa-apa," ucap Ali.

Ibu dan anak kena cipratan

Pada saat yang bersamaan, ada seorang ibu dan anak yang sedang berjalan kaki di Jalan Pisangan Lama III.

Ibu tersebut habis membeli layangan untuk anaknya yang masih berusia SD.

Mereka turut menjadi korban lantaran para pelaku penyiraman air keras membuang botol bekas wadah air itu ke jalanan.

Baca juga: Ibu dan Anak Kena Cipratan Air Keras yang Disiram ke Pelajar SMA di Pulogadung

"Kecipratan air keras dari botol (setelah dibuang). Kena di bagian kaki. Mereka juga dibantuin warga disiram kakinya pakai air bersih," ujar Aldi.

Kondisi kaki ibu dan anak yang kisaran usia SD itu tidak terlalu parah. Namun, Aldi tidak mengetahui apakah mereka mendapat penanganan lebih lanjut ke klinik setempat atau tidak.

Hampir disabet sajam

Menurut informasi yang Ali peroleh dari teman MA, ia dan korban hampir disabet senjata tajam (sajam) sebelum disiram air keras.

"Dari informasi temannya, yang dibonceng korban, katanya mereka hampir disabet. Pelaku bawa sajam," tutur Ali.

Namun, rekan MA tidak melihat dengan jelas jenis sajam yang dibawa para pelaku. Ia pun tidak mengetahui jumlah sajam yang kelompok itu bawa.

Rekan MA hanya menceritakan bahwa ia dan MA hampir disabet sajam. Ia hanya mengetahui, penyiraman air keras merupakan imbas dari sabetan sajam yang tidak mengenai mereka.

Baca juga: Sebelum Disiram Air Keras, Pelajar SMA di Pulogadung Hampir Disabet Senjata Tajam

Selanjutnya, MA rupanya tidak berteriak usai disiram air keras.

"Korban enggak teriak, jadi pada enggak tahu (korban telah disiram)," tutur Ali.

Usai MA disiram air keras, para pelaku langsung menancap gas dan kabur.

"Langsung pada kabur ngebut. Kalau saja korban teriak, kemungkinan pelaku bisa ditangkap," ucap Ali.

"Korban enggak teriak, jadi enggak pada tahu (korban habis disiram). Tahunya sudah dalam keadaan disiram. Mungkin karena syok jadi enggak teriak," imbuh dia.

Baca juga: Korban Penyiraman Air Keras di Pulogadung Tak Berteriak, Warga: Mungkin Syok

Warga resah

Aksi penyiraman air keras terhadap MA meresahkan Ali dan Aldi. Keduanya khawatir akan menjadi korban salah sasaran.

"Saya takutnya jadi korban salah sasaran dan kena siram air keras," tutur Aldi.

"Alhamdulillah pas jaga di sini, waktu itu enggak kena siram air keras atau terciprat," imbuh dia.

Untuk Ali sendiri, ia mengkhawatirkan dirinya dan anaknya menjadi korban.

Menurut dia, orang-orang seperti pelaku penyiraman air keras terhadap MA bisa beraksi secara acak.

"Orang-orang kayak gitu kan suka random nyerang orang lain. Takutnya pas anak saya lagi lewat sini, para pelaku lewat lagi, dan anak saya jadi sasaran liar mereka," jelas Ali.

Baca juga: Penyiraman Air Keras di Pulogadung Bikin Resah, Warga Takut Jadi Korban Selanjutnya

"Kalau bisa, jangan kejadian lagi. Pada sekolah yang benar. Ngapain sih bertindak kayak begitu?" sambung dia.

Aldi menambahkan, ia turut prihatin dengan kondisi MA yang wajahnya melepuh usai disiram air keras.

Pasalnya, ia masih muda dan berstatus pelajar aktif. Aldi khawatir kondisi MA dapat memengaruhi kegiatan belajarnya.

"Meresahkan kejadian kayak begini, merugikan orang lain. Apalagi itu anak sekolah masa depannya masih panjang," ucap Aldi.

Identitas tidak diketahui

Terkait identitas pelaku dan korban, Aldi menuturkan bahwa ia tidak mengenalnya.

Ia pun tidak tahu mereka berasal dari sekolah apa, serta apakah ada indikasi hendak tawuran atau tidak.

Lebih lanjut, ini kali pertama terjadi aksi penyiraman air keras antara sesama pelajar SMA di jalanan itu.

"Di sini memang sering anak-anak sekolahan lewat, tapi belum pernah ngelihat mereka (pelaku dan korban). Enggak tahu juga apakah mereka saling kenal atau gimana," papar Aldi.

Ambil CCTV dan periksa saksi

Kapolsek Pulogadung Kompol Andika Muslim menuturkan, pihaknya tengah menyelidiki kasus penyiraman air keras terhadap MA.

"Kami masih berupaya melakukan penyelidikan. Mudah-mudahan secepatnya bisa kami ungkap para pelakunya," ujar dia di Polsubsektor Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (10/9/2023).

Saat ini, sudah ada dua orang saksi yang diperiksa. Sementara itu, CCTV dari sekitar tempat kejadian perkara (TKP) sudah diambil.

Baca juga: Ambil Rekaman CCTV, Polisi Buru Penyiram Air Keras ke Pelajar SMA di Pulogadung

Tujuannya untuk mendalami kasus, serta melakukan profiling terhadap para pelaku.

Terkait indikasi tawuran, Andika menepisnya. Meski pelaku beraksi secara bergerombol, tetapi korban hanya seorang diri.

"Terkait penyiraman air keras secara acak, masih kami dalami untuk memastikan modusnya seperti apa. Mudah-mudahan secepatnya bisa terungkap," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Megapolitan
Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com