Dalam melukis bendera dan ikon dari masing-masing negara para delegasi KTT ASEAN, petugas PPSU berbagi tugas.
Mereka dibebaskan untuk mengatur pekerjaan masing-masing anggota dalam melukis tembok itu.
Mereka juga diberi keleluasaan untuk menentukan apakah lukisan hanya menampilkan bendera saja, atau ikon dari masing-masing negara turut dihadirkan.
"Sketsa dari kami yang buat. Kami juga yang menentukan letak ikon dan bendera. Ada pembagian tugasnya," ujar Maliki.
"Ada yang bikin sketsa, ngewarnain, dan mencampur warna cat. Misal ada warna yang enggak punya, kami campur. Yang lainnya bantu aplikasikan warnanya," imbuh dia.
Baca juga: Sulitnya Melukis Bendera Negara Peserta KTT ASEAN, Harus Detail dan Mencampur Cat
Maliki dan anggota PPSU bernama Iwan bertugas untuk membuat sketsa.
Sementara itu, anggota PPSU lainnya membantu mencampur warna dan mengaplikasikan warna ke sketsa yang telah dibuat.
"Warna yang cukup susah dicari sampai mixing berkali-kali enggak ada sih, warna yang dicari langsung ketemu dalam sekali mixing," papar Maliki.
Maliki mengatakan, ada sejumlah kesulitan yang dialami untuk mempercantik tembok itu, salah satunya membuat sketsa.
"Sketsa (ikon) negara Kamboja yang paling susah dibikin, sama bendera Brunei Darussalam," kata dia.
Ikon Kamboja yang dilukis adalah candi Angkor Wat. Menurut Maliki, sketsa harus persis dengan gambar yang telah dicetak.
Selain untuk memudahkan anggota PPSU mewarnai sketsa berdasarkan cetakan yang telah dipelajari, juga membuat delegasi dari negara itu bangga melihat hasil kreativitas masyarakat Indonesia.
Baca juga: Kekompakan Petugas PPSU Lukis Bendera Negara Peserta KTT ASEAN di Tembok...
Sementara itu, bendera Brunei Darussalam disebut cukup sulit diwarnai karena di tengah bendera terdapat sebuah lambang bertuliskan sesuatu.
Lambang pada bendera negara itu juga cukup sulit dibuat sketsanya.
"Harus di-zoom (gambar pada layar ponsel sebelum dicetak) supaya kelihatan, supaya kami jangan sampai salah juga bikinnya," tutur Maliki.