Pelaku yang mengaku warga Malaysia berjanji suatu hari nanti akan datang ke Jakarta untuk menikah dengan LN.
Setelah kepercayaan terbangun, barulah pelaku mengajak LN berbisnis di website dagang palsu yang ternyata dibikin sendiri oleh komplotan pelaku.
Dalam bisnis palsu itu, LN merugi sekitar 8.040 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 123 juta.
Baca juga: Cerita Wanita yang Mempersatukan Korban “Tinder Swindler Indonesia” Sebelum Putuskan Lapor Polisi
Kriminolog sekaligus pakar psikologi Reza Indragiri Amriel menilai, pelaku penipuan melalui aplikasi kencan menyelidiki terlebih dahulu latar belakang calon korbannya.
Menurut dia, para pelaku sengaja menargetkan korban yang serius mencari pasangan hidup karena usia yang tak lagi muda.
"Jangan-jangan pelaku sudah melakukan victim profilling," ujar Reza saat dikonfirmasi, Rabu (23/8/2023).
"Jadi, yang dia targetkan adalah perempuan yang secara umum dianggap punya 'kelemahan'. Misal, usia sudah telat menikah," terang dia.
Apalagi, menurut Reza, manusia memiliki kelemahan yakni hindsight bias, yang merupakan suatu kecenderungan seseorang dalam memprediksi suatu fakta peristiwa berikut hasilnya.
Namun, fakta peristiwa itu belum terjadi. "Cirinya, menyepelekan risiko, mengesampingkan bahaya, plus kelewat yakin pada kemampuan menangkal risiko viktimisasi," ujar Reza.
Baca juga: Penipu Tinder Swindler Indonesia Diduga Lakukan Victim Profiling Sebelum Jerat Korban
Sementara itu, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menduga "Tinder swindler" Indonesia merupakan sosok yang profesional dan terpelajar.
Pasalnya, para penipu umumnya menyinggung bisnis jual beli daring yang disebutnya sebagai salah satu sumber kekayaannya selama ini untuk menjerat korbannya.
Bisnis jual beli daring yang dimaksud adalah sebuah website lokapasar berbahasa asing. Pelaku menyebut, itu adalah e-commerce besar di Cina.
"Tampilannya sangat profesional, bahkan (pelaku) cukup terpelajar. Sehingga korbannya percaya dan mengirimkan uang," ucap Alfons kepada Kompas.com, dikutip Rabu (23/8/2023).
Saat ini, para korban "Tinder Swindler" versi Indonesia sudah saling berjejaring untuk membawa kasus yang menimpa mereka ke jalur hukum.
Dua korban di antaranya akhirnya melapor kepada Polda Metro Jaya pada Juli lalu. Setelah menerima laporan korban, polisi pun berjanji untuk menindaklanjuti kasus itu.
Baca juga: Saat Para Penipu Tinder Swindler Incar Wanita Indonesia, Kini Diburu Polisi...