"Memang enggak berekspektasi bakalan sepi gerbongnya, tetapi masih nyaman. Artinya kalau gerbong penuh, tapi kondisinya dingin, lebih enak," ucap Dwi.
Baca juga: Panduan Naik LRT dari Stasiun LRT TMII Jakarta Timur
Penumpang lainnya yang juga menjajal LRT pada akhir pekan adalah Yuni (39).
Sehari-hari, ia selalu bepergian menggunakan sepeda motor. Namun, ia tertarik mencoba moda transportasi yang baru diresmikan akhir Agustus ini.
"Memang sengaja tadi berangkat dari Stasiun LRT Cibubur, mau ke arah Dukuh Atas. Pengin coba saja," Yuni berujar.
Ia berangkat dengan suami dan anaknya. Yuni mengira bahwa penumpang bakalan sepi.
Sebab, ini sudah berjalan beberapa hari sejak LRT diresmikan. Ia mengira, masyarakat sudah memanfaatkan hari-hari tersebut untuk mencoba LRT.
Namun, perkiraannya meleset jauh. Saking ramainya, Yuni sekeluarga tidak mendapat tempat duduk sejak naik di Stasiun LRT Cibubur.
"Enggak mengira bakalan ramai. Dari di Cibubur sudah langsung ramai," ujar dia.
"Tadinya pengin duduk, enggak tahunya ramai banget, jadi enggak dapat (tempat duduk) kecuali anak saya. Benar-benar enggak sempat duduk," sambung Yuni.
Bangku peron yang minim dikeluhkan
Ramainya penumpang LRT pada akhir pekan juga terasa di peron stasiun LRT TMII.
Area menunggu kedatangan kereta itu dipenuhi penumpang, dan banyak yang tak kebagian tempat duduk.
Sebab, hanya tersedia sekitar lima tempat duduk di sepanjang peron.
Masing-masing tempat duduk hanya bisa digunakan oleh sekitar lima sampai delapan orang secara bersamaan.
Baca juga: Yuni Salah Kira, Ternyata LRT Ramai di Hari Minggu...
Akhirnya, tak sedikit penumpang yang bersandar ke pagar besi hitam dekat tangga, serta berdiri di pagar pembatas peron dan rel kereta. Hal itu membuat arus lalu lintas penumpang terganggu.