Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Krisis Air PAM di Bekasi: Warga Numpang Mandi, Pakai Air Galon, hingga "Laundry" Pakaian

Kompas.com - 16/09/2023, 09:07 WIB
Firda Janati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Krisis air bersih tengah melanda sejumlah warga di Kota Bekasi yang berlangganan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot atau Perumda Tirta Patriot.

Kondisi tersebut membuat masyarakat yang biasa menggunakan air PAM kelimpungan. Padahal, mereka tetap harus mandi, buang air kecil dan buang air besar.

Selain karena memasuki musim kemarau, krisis air bersih itu disebabkan pencemaran limbah di Kali Bekasi.

Baca juga: Saat Krisis Air Bersih Landa Ibu Kota dan Sekitarnya, Aktivitas Warga Terdampak

Dari pantauan Kompas.com di media sosial, masyarakat yang terdampak mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih yang memengaruhi sektor kehidupan mereka selama tiga hari belakangan ini.

Kondisi air keruh

Winda Oktavia (31) misalnya. Warga yang tinggal di Perumahan Wisma Asri 2, Bekasi Utara tersebut mengatakan, air PAM yang keluar di rumahnya tidak layak pakai.

"Airnya jarang banget jernih, seringnya kecoklatan, bahkan hitam kayak air got (comberan)," kata Winda Oktavia kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Sesekali, air yang keluar dari rumah Winda dalam kondisi bersih. Namun, tiba-tiba berubah menjadi keruh sehingga mengotori air yang sudah bersih.

"Misal keluar jernih tiba-tiba di tengah-tengah isi air beberapa detik airnya keluar coklat, jadi kan air yang sudah tertampung ikut kotor semua," kata dia.

Baca juga: Dua Bulan Terdampak Kekeringan, Warga Keranggan Tangsel Baru Dapat Bantuan Air Bersih

Kurangnya pasokan air bersih itu juga dirasakan Ade (26) yang tinggal di Perumahan SBS, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara.

"Enggak sampai kecokelatan sih, tapi masih agak kuning dan ada kotoran hitam gitu. Debut airnya masih kecil sampai sekarang," kata dia.

Beli air galon dan menumpang mandi

Winda akhirnya membeli air galon isi ulang atau meminta air ke tetangga untuk keperluan aktivitasnya sehari-hari.

"Tapi kalau berhari-hari selalu minta kan enggak enak juga ya sama tetangga. Paling penuh-penuhin air di bak sama ember-ember untuk keperluan mandi dan BAK dan BAB," ucap dia.

Sama halnya seperti Ade. Ia meminta tetangga yang berkenan membagi air bersih untuk ia dan dua anggota keluarganya.

Baca juga: Terdampak Kekeringan, 700 KK di Keranggan Tangsel Kesulitan Air Bersih

Bahkan, Ade juga sering menumpang mandi ke rumah mertuanya yang ada di kawasan Kranji, Bekasi Barat.

"Baru kemarin saya minta sama tetangga, saya biasanya di kamar mandi isi air 5 ember buat sehari-hari. Saya pun sampai numpang mandi di rumah mertua saya di Kranji, beliau pakai PAM juga tapi enggak mati," ucap dia.

Tak masak dan "laundry" baju

Selama tiga hari ini, Winda dan Ade tidak bisa memasak untuk keluarga. Mereka terpaksa membeli makanan.

"Kalau baju kotor (cuci) ke laundry dan enggak masak juga, beli makan di luar karena untuk menghemat pemakaian air. Jadi enggak ada perabotan kotor yang ngumpul," kata Winda.

"Sangat terganggu banget, soalnya kita kan butuh banget air. Sampai enggak bisa masak saya soalnya," ujar Ade.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, PAM Jaya Sebut Setop Suplai karena Kualitasnya Jelek

Ade akhirnya membeli makanan di luar yang membuat pengeluarannya bertambah.

"Iya pengeluaran bertambah, bukannya irit malah boros. Kalau beli makan kan sehari bisa dua kali beli makanan buat satu prang, lah saya di rumah tiga orang," ucap dia.

Winda dan Ade sudah berupaya untuk menyampaikan keberatan kepada Perumda Tirta Patriot terkait gangguan pendistribusian air baku selama tiga hari belakangan ini.

Ade menyebut perusahaan seharusnya turun ke lapangan untuk memberikan air bersih kepada pelanggan yang terdampak.

"Sudah komplain, tapi harusnya tanpa diminta, mereka langsung inisiatif buat kirim ke semua customer yang kena dampaknya, kan mereka sudah tahu lagi begini keadaannya," tutur Ade.

Baca juga: Pencemaran Limbah di Kali Bekasi Terparah Tiga Hari Terakhir, Air Hitam Pekat dan Bau

Sementara itu, Winda mengaku tidak pernah mendapat kejelasan setiap kali komplain dan meminta air bersih didistribusikan ke rumahnya.

"Kadang dijawab, akan diteruskan ke pihak terkait, tapi kenyataannya enggak ada yang datang dan enggak ada yang menghubungi saya lagi," kata dia.

Respons Perumda Tirta Patriot

Menanggapi keluhan warga, Asisten Manajer Humas Perumda Tirta Patriot Rizky Sabillah mengatakan, pihaknya sempat menyetop produksi air karena limbah pada Rabu malam.

"Malam Kamis ya itu kita stop produksi karena limbahnya yang luar biasa, tidak layak diolah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Menurut dia, Tirtra Patriot juga menyuplai lima mobil tangki air untuk didistribusikan ke pelanggan yang terdampak.

Namun, suplai pasokan air bersih sementara ini belum sampai kepada semua pelanggan. Karena itu, Rizky meminta maaf.

"Dengan pelanggan yang 60.000 lebih, armada tangki lima. Ya (kami) minta maaf belum semua terlayani," ujar Rizky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com