"Kami enggak punya niat apa-apa, mau beribadah saja," kata Arief.
Baca juga: Kapel Digeruduk Warga, Jemaat GBI Bukit Cinere: Kami Hanya Ingin Ibadah
Karena itu, Arief menyayangkan tindakan massa yang menggeruduk dan menolak keberadaan Kapel GBI Bukit Cinere.
Kapolres Metro Depok Kombes Ahmad Fuady menegaskan bahwa penggerudukan yang terjadi di Kapel GBI Bukit Cinere Raya adalah kesalahpahaman.
"Ini hanya miskomunikasi, salah paham. Tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan," jelas Fuady saat dihubungi Kompas.com, Minggu petang.
Kesalahpahaman itu diketahui setelah pihak Polres Metro Depok bersama Pemerintah Kota Depok mendatangi kapel tersebut usai adanya penggerudukan oleh warga.
Fuady mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut, jemaat bisa kembali beribadah, dengan catatan peribadatan dilakukan secara daring atau online untuk sementara.
Kegiatan beribadah akan bisa dilangsungkan secara tatap muka apabila pihak kapel sudah melengkapi berkas administratif yang diperlukan.
Baca juga: Massa Geruduk Kapel di Depok, Polisi: Miskomunikasi, Salah Paham
"Intinya kami membicarakan apa yang terjadi dan juga bagaimana pelaksanaan ibadah dan juga prosedurnya, tapi intinya saya menyampaikan bahwa kami dari Pemkot Depok memberikan jaminan kepada pihak Kapel dalam pelaksanaan ibadah," jelas Fuady.
Sementara itu, Arief turut mengonfirmasi soal pertemuan antara pihak gereja dan Pemkot Depok.
"Pertemuan dengan Gereja, Dandim, Kapolsek, Kapolres, dan RT. Hasilnya, Kapolsek dan Dandim berkomitmen pokoknya ibadah jalan terus. Kami akan difasilitasi bahwa tidak ada yang menghalangi untuk beribadah," jelas Arief.
"Sambil melaksanakan kegiatan ibadah, pak Gembala (pemimpin GBI Bukit Cinere), diminta untuk menyelesaikan administratif," sambungnya.
Penggerudukan yang terjadi di Kapel GBI Bukit Cinere Raya seolah membuktikan survei atau riset yang dikeluarkan oleh Setara Institute memang benar.
Dalam laporan Indeks Kota Toleransi (IKT) yang dirilis Setara Institute pada tahun 2020-2022, Kota Depok masuk ke dalam kategori kota intoleran.
Baca juga: Depok Jadi Kota Paling Intoleran Versi Setara, Wali Kota: Suasana di Sini Damai
Namun, Wali Kota Depok Mohammad Idris menyanggah soal predikat kota intoleran di wilayah yang dipimpinnya.
Idris berpandangan hasil riset Setara Institute tidak sesuai dengan realita yang ada di Kota Depok, yang diklaimnya dalam kondisi damai.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.