Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2023, 19:02 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Toko perlengkapan rokok elektronik bernama Morevapor, Jalan Raya Ciledug, Kreo Selatan, Larangan, Tangerang, disatroni komplotan maling pada Jumat (22/9/2023) subuh.

Gerak-gerik komplotan maling tersebut terekam kamera pengawas atau CCTV yang terpasang di toko sesaat melancarkan aksinya.

Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima Kompas.com, komplotan maling yang menyantroni Toko Morevapor diduga berjumlah empat orang.

Mereka datang menggunakan mobil CRV bernomor polisi F 1709 AAE.

Baca juga: Toko Vape di Larangan Tangerang Kemalingan, Ratusan Perlengkapan Rokok Elektornik Raib

Setibanya di lokasi sekitar pukul 05.04 WIB, salah satu pelaku kemudian turun melalui pintu samping kendaraan untuk mengecek situasi di sekitar.

Dalam waktu bersamaan, satu pelaku lainnya kemudian membobol satu gembok yang mengunci pintu besi tersebut.

Selanjutnya, pelaku itu memotong gembok kedua menggunakan tang pemotong besi. Aksi itu dilakukan pelaku dari balik bagasi belakang mobil, yang posisinya berhadapan dengan pintu toko.

Baca juga: Ratusan Frame Digondol Maling, Toko Kacamata di Pamulang Rugi Ratusan Juta

Setelah membobol pintu, tiga pelaku lantas masuk ke toko. Mereka menggasak produk perlengkapan rokok elektronik yang dipajang di etalase dan rak toko.

Barang-barang itu lantas dimasukkan ke dalam satu buah karung.

Berdasar rekaman CCTV itu, Supervisor Toko Morevapor, Syahrul mengatakan, aksi komplotan maling begitu singkat lantaran hanya membutuhkan waktu sekitar 9 menit.

"Kejadiannya kalau dari CCTV cepet banget, enggak sampai 10 menitan," ucap Syahrul saat ditemui Kompas.com di Toko Morevapor, Jumat.

Syahrul mengatakan, sebagian besar produk perlengkapan rokok elektronik yang dipajang di toko raib.

Syahrul menduga komplotan maling itu memang spesialis pencuri vape.

Baca juga: Usut Kasus Pencurian Modus Geser Tas di Rumah Makan Padang, Polisi Periksa 3 Saksi

Selain produk perlengkapan rokok elektronik, komplotan maling pun turut mengambil inventaris toko berupa satu buah ponsel.

"Sebagian besar hilang, hanya disisakan sedikit dari barang aja yang diambil. Pelaku ngincernya produk vape," ucap Syahrul.

"Kalau barang yang hilang itu liquid, pods dan perlengkapan vape lainnya. Lumayan banyak yang diambil pelaku, jumlahnya item itu ada sekitar 300," tambah dia.

Atas musibah itu, Syahrul mengatakan pihaknya mengalami kerugian yang ditaksir sekitar Rp 100 juta.

Dalam waktu dekat, Syahrul berencana bakal melaporkan peristiwa tersebut ke kepolisian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Tak Kunjung Ditetapkan, Dishub DKI: Masih Terus Dikaji

Tarif Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Tak Kunjung Ditetapkan, Dishub DKI: Masih Terus Dikaji

Megapolitan
Nestapa Guru SMPN di Jaksel, Disebut Tak Dibayar Selama 2 Tahun dan Hanya Dapat Upah dari Saweran Wali Murid

Nestapa Guru SMPN di Jaksel, Disebut Tak Dibayar Selama 2 Tahun dan Hanya Dapat Upah dari Saweran Wali Murid

Megapolitan
Kafe Kloud Senopati Disegel karena Kasus Narkoba, 56 Karyawan Kehilangan Pekerjaan

Kafe Kloud Senopati Disegel karena Kasus Narkoba, 56 Karyawan Kehilangan Pekerjaan

Megapolitan
9 Jalan yang Dilarang Pasang Alat Peraga Kampanye di Kota Bekasi

9 Jalan yang Dilarang Pasang Alat Peraga Kampanye di Kota Bekasi

Megapolitan
Kunjungi Kantor Damkar DKI, Cipung Dikerubuti 'Office Boy' untuk Berswafoto

Kunjungi Kantor Damkar DKI, Cipung Dikerubuti "Office Boy" untuk Berswafoto

Megapolitan
Oknum Satpol PP yang Janjikan Pekerjaan di Kantor Samsat Tak Ditahan, Polisi: Masih Pemulihan Pascaoperasi

Oknum Satpol PP yang Janjikan Pekerjaan di Kantor Samsat Tak Ditahan, Polisi: Masih Pemulihan Pascaoperasi

Megapolitan
Sidak SDN Malaka Jaya 10 Buntut Gaji Guru Rp 300.000, Heru Budi: Masalah Sudah Diselesaikan

Sidak SDN Malaka Jaya 10 Buntut Gaji Guru Rp 300.000, Heru Budi: Masalah Sudah Diselesaikan

Megapolitan
Kenalkan Mobil Pemadam ke Rayyanza 'Cipung', Damkar DKI: Dia Sempat Syok, tapi 'Happy'

Kenalkan Mobil Pemadam ke Rayyanza "Cipung", Damkar DKI: Dia Sempat Syok, tapi "Happy"

Megapolitan
Ada Proyek Polder, Dishub DKI Imbau Pengendara Hindari Jalan TB Simatupang hingga 15 Desember 2023

Ada Proyek Polder, Dishub DKI Imbau Pengendara Hindari Jalan TB Simatupang hingga 15 Desember 2023

Megapolitan
2 Penipu yang Janjikan Pekerjaan di Kantor Samsat Ternyata Pegawai Pemkot Serang dan Satpol PP

2 Penipu yang Janjikan Pekerjaan di Kantor Samsat Ternyata Pegawai Pemkot Serang dan Satpol PP

Megapolitan
Polisi: Penyebab Lansia yang Tewas di Atap Rumahnya di Manggarai Diduga karena Kelelahan

Polisi: Penyebab Lansia yang Tewas di Atap Rumahnya di Manggarai Diduga karena Kelelahan

Megapolitan
Pemkot Depok Kucurkan Dana Rp 6,8 Miliar untuk Bangun Kantor Kelurahan Curug

Pemkot Depok Kucurkan Dana Rp 6,8 Miliar untuk Bangun Kantor Kelurahan Curug

Megapolitan
Sudah 1,5 Bulan, 3 Pengeroyok yang Tewaskan Pemuda dalam Tawuran di Ciracas Masih Buron

Sudah 1,5 Bulan, 3 Pengeroyok yang Tewaskan Pemuda dalam Tawuran di Ciracas Masih Buron

Megapolitan
'Headway' LRT Jabodebek Kini Berkurang Jadi 18 Menit

"Headway" LRT Jabodebek Kini Berkurang Jadi 18 Menit

Megapolitan
KPU DKI Kesulitan Cari Alternatif Gudang Logistik Pemilu di Mampang dan Kebayoran Lama

KPU DKI Kesulitan Cari Alternatif Gudang Logistik Pemilu di Mampang dan Kebayoran Lama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com