"(Kayaknya) jatuh dari atap, seperti yang ada di video. Mungkin ketika ditembakkan ke arah atas, jadi peluru menukik ke bawah dan masuk lewat atap rumah," kata Naufal.
Kendati demikian, Naufal belum dapat memastikan apakah benda diduga peluru itu memang berasal dari bentrokan ormas atau bukan. Sehingga, ia memilih untuk melaporkan temuan peluru kepada polisi.
Baca juga: Imbas Bentrokan Ormas di Bekasi, Benda Mirip Peluru Nyasar ke Rumah Warga
Di sisi lain, Erna membantah bahwa aparat menggunakan senjata api (senpi) untuk membubarkan massa.
"Tidak ada tembakan sama sekali, kami (melakukan) tindakan keras mau nembak siapa? Tidak ada peluru nyasar," kata Erna.
Ia juga membantah pihaknya menembakkan gas air mata untuk menenangkan kelompok-kelompok ormas yang bentrok.
Dihubungi secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Bantargebang AKP Sukarna mengaku belum menerima laporan soal dugaan peluru nyasar ke rumah warga.
"Kami selidiki dulu, belum ada (laporan resmi)," ujar Sukarna.
Baca juga: Kompolnas Sebut Bentrokan Ormas di Bekasi Seharusnya Bisa Dicegah
Sebelumnya diberitakan, bentrokan antar-ormas di Bekasi dipicu oleh penarikan kendaraan yang cicilannya tertunggak.
Awalnya, kelompok ormas itu bentrok di wilayah Kabupaten Bekasi. Malam harinya, bentrokan kembali pecah di wilayah Kota Bekasi.
"Awalnya antara pihak leasing dengan pemegang unit kendaraan. Kemudian, pemegang unit kendaraan ini memanggil ormas (ormas A dan B)," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi.
"Kemudian, ternyata satu dari pihak leasing ini merupakan teman dari anggota ormas lainnya (ormas C)," ujarnya lagi.
Baca juga: Warga Kena Gas Air Mata Saat Bentrokan Ormas di Bekasi, Kompolnas: Bisa Bikin Trauma!
Setelah mediasi di Polsek Setu, pemegang unit mobil Innova yang mau diambil tetap tidak terima. Akhirnya, situasi memanas dan bentrokan pecah pada pukul 17.30 WIB.
Bentrokan di wilayah hukum Kabupaten Bekasi itu sempat terhenti. Tak berselang lama, bentrokan kembali pecah dan berlanjut ke wilayah hukum Polres Metro Bekasi Kota, tepatnya di Dukuh Zamrud.
Aparat disebut menggunakan gas air mata untuk membubarkan kelompok yang bentrok. Hal ini dirasakan warga bernama Euis Puspita Awalia. Ia merasakan perihnya gas air mata yang ditembakkan polisi. Padahal, saat itu ia bersama tiga anak dan suaminya sedang berada di dalam sebuah restoran cepat saji.
"Sejak di situ memang sudah tercium juga ke dalam. Sudah tercium, sesak juga di situ," kata Euis pada Kamis (21/9/2023) malam.
Baca juga: Tertahan di Restoran saat Bentrok Ormas Bekasi, Warga: Perih dan Sesak karena Gas Air Mata