JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga R (13), siswi SDN 06 Petukangan Utara yang lompat dari gedung lantai 4 disebut belum bersedia dimintai keterangan karena masih berduka.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro menyebut pihak keluarga baru bersedia ditemui aparat kepolisian setelah satu pekan kematian R.
"Mereka baru bersedia ditemui setelah 7 hari kematian anaknya," ujar dia saat dikonfirmasi, Selasa (2/10/2023).
Oleh karena itu, Bintoro mengungkapkan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut soal kasus ini.
Baca juga: Anak-anak Rawan Jadi Korban Pelecehan, Komnas PA: Orangtua Harus Bangun Komunikasi dengan Anak
Sebab, ia ingin meminta keterangan dari pihak keluarga R lebih dulu sebelum berbicara lebih jauh di hadapan media.
"Kami masih menunggu keterangan dari pihak keluarga. Nanti kalau seluruh pihak sudah memberikan keterangan, akan kami sampaikan hingga terang-benderang kepada media," imbuh dia.
Sebagai informasi, R melompat dari lantai 4 saat mengenyam pendidikan di SDN 06 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2023) sekitar pukul 08.00 WIB.
Paman korban, Jafar Mursahid menyebut ada dugaan aksi perundungan yang dilakukan teman R sebelum sebelum korban ditemukan tergeletak di lapangan sekolah.
"Informasi yang saya dapat, katanya dia di-bully di sekolahan sama beberapa temannya," kata dia kepada wartawan di rumah duka, Selasa.
Baca juga: Bocah Dianiaya Teman di Rental PS, Ibu Korban Tahu dari Status WhatsApp
Walau demikian, Jafar belum bisa menceritakan lebih dalam soal aksi perundungan yang diduga diterima korban.
Namun, berdasarkan informasi yang ia dapat, siswi kelas 6 itu berusaha mempertahankan harga dirinya.
"Dia memang orangnya sangat menghargai privasi atau harga diri. Jadi kalau dipegang-pegang badannya, dia marah," ungkap Jafar.
"Setelah itu, dia dinasehati gurunya. Lalu dia masuk ke kamar mandi dan tiba-tiba jejeritan saat keluar," lanjut dia.
Dalam periode itu, korban kemudian mengambil bangku untuk melompat dari lantai 4.
"Ada temannya yang sudah mencegah, tapi bangku itu diambil lagi dan ditaruh di pinggir tembok. Dia naik lalu lompat," imbuh Jafar.
Baca juga: Warga Warakas Ramai-ramai Tertipu Pasutri, Uang Jutaan Rupiah dan Motor Dibawa Kabur Pelaku
Sementara itu, Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro memiliki argumen yang berbeda dengan keluarga korban.
Ia menepis adanya isu perundungan terhadap korban.
"Enggak ada (perundungan) sementara ini. Kami sudah tanya-tanya, enggak ada bully-bully-an di sekolah, apalagi masih anak SD. Tadi kami juga sudah tanya guru-guru semuanya," ucap dia saat dikonfirmasi, Selasa.
Tedjo justru mengeklaim korban jatuh dari gedung lantai 4 ketika sedang bermain.
R disebut tengah bermain di antara pilar-pilar bangunan, lalu terjatuh.
"Kronologinya itu korban sedang bermain di pilar-pilar penyangga gedung. Korban kemudian terjatuh setelah itu," kata dia saat dikonfirmasi.
Tedjo turut menegaskan siswi kelas 6 itu tak pernah berniat untuk bunuh diri atau terjun dari lantai atas.
Peristiwa itu murni tak disengaja karena korban sedang bermain.
"Jatuh dari pilar depan (area terbuka). Tidak ada niat bunuh diri," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.