Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waswas Munculnya Fenomena Siswa Sayat Tangan di Sekolah, Berawal dari Tren Konten Media Sosial

Kompas.com - 08/10/2023, 06:40 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena anak sekolah menyayat tangan tengah menjadi tren di media sosial TikTok. Hal ini membuat para orangtua murid khawatir.

Fenomena ini pertama kali terungkap ke publik saat 11 siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Situbondo, Jawa Timur, melukai tangannya sendiri akibat terpengaruh konten Tiktok.

Mereka melukai lengannya menggunakan alat kesehatan (alkes) untuk cek GDA stick yang dijual pedagang di sekitaran sekolah. Hal ini diketahui guru yang melihat tangan siswanya penuh luka goresan di lengan.

Guru sekolah kemudian melapor ke pihak kepala sekolah dan memeriksa seluruh siswa. Mereka kemudian menemukan belasan anak didiknya dengan tangan penuh luka goresan.

Baca juga: Orangtua Murid Minta TikTok Take Down Konten Anak Sekolah Sayat Tangan

Kekhawatiran orangtua

Sebagai orangtua, Ade Rusliana (31), juga khawatir atas fenomena ini. Dua anaknya kini tengah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di kawasan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Dibilang takut, ya takut mereka ikut-ikutan. Apalagi, memang lagi ramai di TikTok dan yang sehari-harinya mereka tonton,” kata Ade kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Saat ditanya apakah dia mengetahui fenomena anak sekolah sayat tangan, Ade tidak menampiknya. Bahkan, dia sudah tidak lagi terkejut.

"Sebenarnya sudah enggak kaget lagi, karena zaman dulu memang sudah ada. Ya bedanya kan sekarang ada media sosial yang disebarkan secara luas tanpa memandang usia,” tutur Ade.

Baca juga: Ada Fenomena Siswa Sayat Tangan, Orangtua Minta Kemenkominfo Blokir Konten Berbau Kekerasan

Sementara itu, salah satu orangtua murid bernama Lusy Tania (31) menganggap tren tersebut merupakan hal yang sangat negatif dan merugikan tumbuh kembang anak.

"Enggak ada bagus-bagusnya dan keren-kerennya buat jadi tren. Terus kan itu ramai di TikTok ya, kalau bisa dari TikTok-nya, kalau ada video-video kayak gitu, harus di-take down sih biar enggak pengaruhi anak," kata Lusy.

Keresahan sebagai orangtua murid juga dirasakan Christina Indah Paramita (38). Anak pertamanya kini tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Tahu, kan itu yang lagi ramai di Situbondo. Ya gara-gara viral gitu, saya khawatir anak saya malah liat konten-konten kayak gitu. Bukannya belajar, tapi mencelakakan diri," ucap Indah.

Baca juga: Ada Tren Sayat Tangan, Perhimpunan Guru Minta Sekolah di Jakarta Batasi Siswa Akses Medsos

Minta konten dibatasi

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta sekolah, termasuk di DKI Jakarta, untuk membatasi akses siswa terhadap media sosial buntut dari fenomena sayat tangan itu.

"Kami merekomendasikan sekolah perlu membatasi atau melarang, anak anak mengakses media sosial. Saya pikir perlu. Khususnya di jam belajar," ujar Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim saat dihubungi, Sabtu (7/10/2023).

Satriwan mengatakan, pembatasan media sosial untuk meminimalisasi potensi siswa meniru konten negatif yang ada di media sosial.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com