KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil mengendalikan inflasi dan menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Hingga triwulan II-2023, pertumbuhan ekonomi Jakarta mencapai 5,13 persen, atau naik 0,18 dari triwulan sebelumnya.
Kinerja cemerlang Pemprov DKI Jakarta ini tak terlepas kepemimpinan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati menyatakan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin Heru secara efektif menekan angka inflasi.
“TPID berhasil mencapai target dari pemerintah pusat untuk menurunkan inflasi, yaitu sebesar 3 persen dan ± 1. Inflasi Jakarta juga selalu di bawah nilai inflasi nasional,” kata Eli dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/10/2023).
Baca juga: Ketika Heru Budi Akhirnya Bertemu Eks Warga Kampung Bayam, Tegaskan Tak Ingin Berpolemik Politik
Berkat kerja keras itu, TPID Jakarta berhasil meraih penghargaan TPID Terbaik untuk kategori Wilayah Jawa dan Bali 2023 dari Presiden Joko Widodo. Heru pun mendapat apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), karena berhasil mengoordinasikan seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menghadapi inflasi.
“Keberhasilan ini didukung dengan model kepemimpinan Heru dan kerja sama yang baik dengan TIPD serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ucap Eli.
Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta melaporkan pula bahwa secara kumulatif antara Januari hingga September 2023, inflasi Jakarta berada di angka 1,89 persen, di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,28 persen.
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengaku optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Jakarta. Ia memperkirakan, perekonomian Jakarta akan tumbuh seiring dengan akselerasi perekonomian nasional serta inflasi yang terus ditekan.
Baca juga: Kunjungi Rusunawa Nagrak, Heru Budi Janji Penuhi Kebutuhan Dasar dan Penunjang Penghuni
“Kami akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi. Sumber tekanan inflasi Jakarta berasal dari kelompok transportasi, perumahan, serta makanan, minuman, dan tembakau, ” ujarnya.
Lebih lanjut, Arlyana mengungkapkan, upaya itu dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, menjaga daya beli dan keberlangsungan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dengan mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil.
Kedua, dengan optimalisasi dan akselerasi realisasi belanja pemerintah, terutama belanja modal proyek strategis. Hal ini termasuk peningkatan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (pemda), salah satunya dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Ketiga, dengan mendorong kinerja investasi dan menjaga pelaksanaan proyek strategis sesuai rencana. Hal ini juga meliputi perubahan iklim investasi dan penguatan promosi.
Baca juga: Soal Wacana Pungutan Pajak Ojol dan Olshop, Heru Budi: Masih Dibahas
Keempat, mendorong digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) dalam sistem pembayaran dan akses pemasaran untuk membangun ekonomi serta keuangan yang inklusif.
Kelima, mendorong jumlah pengguna dan volume transaksi QRIS melalui berbagai event.
Keenam, penguatan edukasi perlindungan konsumen terkait Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA).