JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Ilman Alanton Sudarwan (29) menjadi korban Investasi bodong.
Ia mengaku telah mengeluarkan uang ratusan juta untuk diinvestasikan ke sebuah perusahaan yang dipimpin pria berinisial TAL.
"Total uang yang keluar Rp 800 juta. Transfernya beberapa kali dan terhitung sejak 2021 lalu," kata dia kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).
Namun, uang ratusan juta yang diinvestasikan Ilman tersebut tak semuanya berasal dari kantong pribadinya.
Baca juga: Polisi Segera Panggil Terduga Pelaku Kasus Investasi Bodong di Bekasi
Ia mengatakan, sebagian uang yang diberikan kepada TAL merupakan pinjaman dari bank.
"Saya sempat meminjam uang kepada bank. Nominalnya sekitar Rp 450 juta dan itu saya pinjam secara personal," tutur dia.
Sebelum meminjam uang ke bank, Ilman tak menampik bahwa dirinya teperdaya dengan omongan TAL.
Waktu itu, TAL disebut memberikan bujuk rayu berupa keuntungan yang lebih besar karena ada orderan besar yang masuk.
Baca juga: Kronologi Investasi Bodong di Bekasi, Dimulai dari Iming-iming Keuntungan Besar
"Jadi dia bilang ada peningkatan permintaan. Sementara, modal perusahaan tak cukup dan tak ada opsi lain lagi. Makanya dia minta ke saya buat pinjam ke bank. Dia janji buat gantiin setiap bulan untuk bayar cicilan tersebut," ungkap korban.
Namun, omongan manis dari terlapor hanya berjalan beberapa bulan saja.
Setelah Rp 450 juta diberikan oleh Ilman, TAL hanya memberikan uang cicilan kepada korban selama tiga bulan saja.
"Perjanjiannya itu saya yang pinjam, terus dia langsung nyicil ke saya. Tapi cuma jalan bulan April, Mei, dan Juni 2023. Sejak Juli lalu, sudah sama saya sendiri yang nyicil ke bank," ungkap Ilman.
Sebagai informasi, penipuan berkedok investasi itu memiliki sistem yang cukup mirip dengan skema ponzi.
Baca juga: Si Kembar Rihana-Rihani Jual iPhone Pakai Skema Ponzi, Iming-imingi Reseller dengan Harga Murah
Ilman menerangkan, ia menginvestasikan uangnya kepada TAL yang merupakan seorang direktur utama di sebuah perusahaan yang terletak Jakarta Selatan.
TAL disebut menekuni bisnis yang condong ke arah perdagangan.
Perusahaan yang dipimpin TAL disebut bekerja dengan cara mencari supplier untuk memenuhi barang yang diminta oleh klien.
"Jadi perusahaan ini tuh berusaha memenuhi permintaan buyer A misal. Nanti perusahaan yang cari suppliernya, ke petani atau tengkulak," ungkap dia.
Namun, belakangan, Ilman mengetahui sebenarnya perusahaan tak pernah memiliki satu pun klien.
TAL yang seolah-olah sibuk dengan para kliennya ternyata hanya gimik. Sebab, klien yang disebut oleh terlapor ternyata TAL itu sendiri.
"Kami percaya karena terlapor itu bisa menunjukkan bukti chat, bukti transaksi penjualan, dan lain sebagainya. Tapi, setelah pembayaran mandek, kami akhirnya tahu ternyata dia juga yang menjadi pembeli. Dia cuma ubah nama dan pakai identitas palsu supaya kami percaya," ungkap Ilman.
"Jadi semuanya fiktif. Kalau penipuan kan biasanya ada yang berperan sebagai pembeli dan penjual, tetapi barangnya enggak ada. Sementara, kalau ini, sudah pembelinya tidak ada, supplier tidak ada juga. Semuanya dilakukan sama dia sendiri," lanjut korban.
Kini, Ilman juga telah melaporkan TAL ke Polres Metro Jakarta Selatan dengan delik penipuan atau penggelapan.
Lapodan Ilman teregisterasi dengan nomor polisi LP/B/3286/X/2023/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal 30 Oktober 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.