Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Fakta 3 Pembunuh Karyawan MRT, Salah Satunya Berutang Rp 3 Miliar akibat Gaya Hidup

Kompas.com - 13/11/2023, 09:50 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah fakta berkait tiga pembunuh karyawan PT MRT Jakarta (Perseroda) Disa Dwi Yarto (39) mulai terungkap.

Untuk diketahui, Disa dibunuh R (29), IS (31), dan JS (48), Jumat (10/11/2023) sekitar pukul 01.00 WIB.

Jasadnya dibuang di aliran Kanal Banjir Timur (KBT), Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur, dan ditemukan oleh warga pada Jumat pagi.

Baca juga: Motif dan Peran Pembunuh Karyawan MRT, Jasad Dibuang ke KBT Cakung

Salah satu fakta yang terungkap dalam kasus ini adalah alasan R membunuh dan merampas mobil korban yaitu karena terlilit utang sebesar Rp 3 miliar.

Berikut Kompas.com rangkum, fakta-fakta para pembunuh karyawan MRT, Senin (13/11/2023):

1. Hendak kabur ke Sumsel

Para pelaku ditangkap saat hendak kabur ke Pulau Sumatera, tepatnya ke Sumatera Selatan.

"Iya betul (ditangkap) waktu mau melarikan diri. Ke luar pulau Jawa, menyeberang ke Sumatera," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly ketika dikonfirmasi, Minggu (12/11/2023).

R dan IS ditangkap di salah satu hotel kawasan Cilegon, Banten.

Baca juga: 3 Pembunuh Karyawan MRT Ditangkap Saat Hendak Kabur ke Sumsel

Sementara itu, JS ditangkap di rumahnya. Namun, Titus tidak mengungkapkan lebih detail lokasi rumah JS.

Terkait apa yang R dan IS lakukan di hotel itu, Titus tidak memberi tahu secara rinci. Namun, keduanya dalam persiapan menyeberangi pulau.

Polisi meringkus para tersangka sebelum menghilangkan jejak. Penangkapan terhadap ketiga pelaku terjadi pada Jumat malam sekitar pukul 20.30 WIB.

2. Komunikasi lewat Facebook

Titus mengungkapkan, para pembunuh Disa menjalin komunikasi dengan korban melalui media sosial Facebook.

Sebab, Disa mengiklankan mobilnya yaitu Toyota Fortuner 2020 di sana.

Belum diketahui apakah korban mengiklankan mobilnya di forum jual beli atau akun pribadi. Namun, unggahan penjualan mobil itu sampai ke para pelaku.

Baca juga: Karyawan MRT Jakarta Dibunuh saat COD Jual Beli Mobil, Dijebak Lewat Facebook

Mereka pun menghubungi Disa dan berpura-pura tertarik membeli mobilnya.

Titus menjelaskan, komunikasi lewat Facebook tidak hanya terjadi saat pelaku menanyakan perihal mobil.

"Pelaku berkomunikasi lewat Facebook tersebut dengan korban sampai dengan akhirnya (saling) bertemu," ucap dia.

3. Berutang demi gaya hidup

Motif pembunuhan Disa adalah permasalahan ekonomi. Sebab, R memiliki utang sebesar Rp 3 miliar.

Berdasarkan keterangan sementara, R berutang karena gaya hidup. Ia pun termasuk orang yang konsumtif.

Akibatnya R terus berutang demi memenuhi gaya hidupnya. Lama-lama, utangnya menggunung dan mencapai miliaran rupiah.

Baca juga: Pelaku Bunuh Karyawan MRT karena Utang Rp 3 Miliar, Polisi: Buat Gaya Hidup

Namun, Titus tidak merincikan R berutang untuk membeli barang apa saja.

Utang itulah yang membuat R mendalangi aksi pembunuhan terhadap Disa demi memperoleh mobilnya.

4. Mobil dibawa ke penadah

Setelah membunuh Disa, para pelaku membawa kabur mobil milik korban ke penadah, yaitu JS.

"Mobil korban diambil dan diserahkan ke penadah," kata Titus.

Baca juga: Karyawan MRT Dibunuh Saat COD, Mobilnya Dibawa Pelaku ke Penadah

Namun, ketika polisi menangkap R dan IS saat hendak kabur ke Sumatera Selatan, mereka turut mengamankan mobil korban beserta JS.

5. Para pelaku saling kenal

Tiga pembunuh Disa saling kenal satu sama lain. Bahkan, R dan IS memiliki hubungan saudara.

Berdasarkan keterangan sementara, IS secara sukarela membantu R karena berutang budi pada masa lalu.

Hingga kini belum diketahui utang budi seperti apa yang dimaksud, karena polisi belum melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Belum kami dalami karena saat ini masih berfokus pada pengejaran pelaku yang satu lagi," jelas Titus.

Baca juga: 3 Pembunuh Karyawan MRT Saling Kenal, 2 di Antaranya Keluarga

Sementara JS, ia tidak memiliki hubungan keluarga dengan R dan IS. Namun, ia sudah kenal dengan kedua pelaku cukup lama.

Sebagai informasi, para pelaku tega membunuh Disa dengan modus berpura-pura ingin membeli mobil korban.

Mereka mengajak korban untuk melakukan cash on delivery (COD). Saat bertemu, para pelaku memperlihatkan bukti transfer palsu.

Lantaran korban tidak percaya, ia memutuskan untuk pulang. Rupanya, para pelaku yang saat itu mengantarkan korban pulang langsung mengeksekusinya di dalam mobil.

Mayat Disa ditemukan di antara eceng gondok dan tumpukan sampah di aliran KBT Cakung pada Jumat pagi.

Baca juga: 1 dari 3 Pembunuh Karyawan MRT Beraksi karena Utang Budi

Kondisi mayat ketika ditemukan adalah mengenakan kaus berwarna biru dan celana pendek cokelat.

Posisi badanya telungkup, hanya bagian punggung saja yang tampak dari permukaan air.

Ketika polisi mengevakuasi korban, baru diketahui ada luka sayatan menganga dan tampak cukup dalam pada bagian leher. Ada pula luka tusukan dan sayatan pada bagian tubuh lainnya.

Kini, tiga orang pelaku sudah ditangkap polisi. Satu orang lagi masih berstatus buronan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com